Aku tidak ikut menyaksikan Pak Harto memimpin upacara di Istana Merdeka, karena waktu itu di rumahku belum ada TV. Sementara TV di tempat tetangga juga akinya sedang disetrum. Caraku untuk ikut memeriahkannya adalah aku menggambar logo HUT RI banyak-banyak. Saking seringnya aku membuat, dari di awal aku harus mensketsa lekuk-lekuk benderanya dulu, sampai aku sudah mahir, sekali jadi. Spidol warna merah untuk menggambar bendera. Spidol warna hitam untuk menulis angkanya. Sebetulnya di logo yang asli harusnya warna emas. Tapi tak masalah, waktu itu spidol warna emas belum ada dalam benakku dimana harus aku dapatkan.
Hari ini berlalu 20 tahun. Aku tak tertarik sama sekali untuk menggambar logo HUT RI. Bukan karena menggambar logo itu pekerjaan anak SD. Bukan juga karena sekarang sudah ada Photoshop dan Corel. Tapi karena aku muak, jijik dan rasanya ingin muntah melihat tagline dibawahnya yang asal njeplak.
Aku memperingati HUT RI kali ini dengan cukup sederhana, menjenguk PakDe yang saat ini hanya bisa terbaring di tempat tidur. Sakit sejak depresi akibat guncangan hebat 8 tahun lalu setelah di PHK. Aku disana hanya membisikkan sholawat. Tidak berani mengucapkan dirgahayu kemerdekaan, apalagi menyebut-nyebut tagline-nya : "AYO KERJA!"
![]() |
Regresi |
No comments:
Post a Comment