12/22/10

Menulis untuk Apa

Kemarin posting di Kompasiana, besoknya ada yang comment. Begini bunyi commentnya "Sederhana tapi mencerahkan. Semoga tujuan tulisan ini tercapai." (M.A.H.), sengaja tidak saya tautkan link nya, monggo boleh dicari-cari sendiri.

Haha, orang Jawa bilang kecele mungkin. Alias ketahuan itu tulisan memang saya posting dengan tujuan untuk dapat hadiah kompetisi. Hehe, jadi malu sendiri...

Terima kasih untuk Pak M.A.H, karena comment Anda itu, membuat saya menyempatkan memposting sesuatu yang ingin saya posting kira-kira setengah bulanan yang lalu, ya, tentang tujuan menulislah kira-kira.

Sebenaranya apa si tujuan sebuah tulisan itu ditulis? Pertanyaan ini saya haturkan dengan penuh hormat sembah sungkem, kepada diri saya yang selalu ingin dihormati ini. Hm, semua berevolusi, dulu saya menulis tentang kehebatan entrepeneurship, bahwa jalan entrepeneurship itu lebih hebat ketimbang jalan menjadi pegawai.

Apa pentingnya menulis itu? Pentingnya adalah agar saya diakui hebat, pada jalan entrepeneurship yang saya ungkap-ungkap itu lebih hebat dari jalan lainnya. Analogi sedernahanya, Anda membanding-bandingkan antara Bus Rosalia Indah ketimbang Kereta Api Bogowonto, menyebut-nyebut Rosalia Indah lebih hebat karena Anda menaikinya, dan ingin dicap lebih hebat juga. Haha, sepertinya analoginya kurang tepat. Tapi saya yakin Anda mudheng dengan maksud saya.

Lalu, tulisan sayapun berevolusi, bukan lagi mengunggul-unggulkan entrepeneurship.... wah, kemajuan nih. begitu mungkin pikir para pegawai. Wah, tapi apa iya itu sebuah kemajuan? Kalau ternyata dibalik itu niatnya sama, agar dianggap hebat, karena tidak lagi mengunggul-unggulkan golongannya?

Terus berevolusi lagi, jadilah tulisan ini? Apakah sebuah kemajuan? Mananya yang kemajuan kalau niat memposting ini juga agar dicap hebat, tidak diprasangkai memiliki pikiran seperti yang digambarkan di paragraf di atas.

Haha, jadi ingat kata Aa Gym, ceramah tentang ujub, agar terlihat dia tidak ujub, itu juga bisa jadi ujub... hallooh... jadi bingung sendiri, huehe

No comments:

Post a Comment