4/22/11

Sanjungan Tingkat Tinggi



Kalau disanjung orang lain, apalagi yang baru kenal, itu si bagus si bagus, tapi kalau dipikir-pikir, ah, biasa saja, dia menyanjung kan karena banyak yang enggak dia tahu saja.

Tapi kalau yang tingkat tinggi, itu sanjungan dari orang-orang terdekat. Ibu dan Bapakku itu sering menyanjung dihadapan pakde bude paklik dan bulikku tanpa sepengetahuanku, kecuali saat aku nguping.

Beda lagi dengan adik2ku, biasanya aku sudah cukup tersanjung kalau sesuatu yang aku beri berguna sampai lama. Misalnya, bantal bola bank mandiri syariah, misal lainnya lagi VCD asmaul husna kids, sampai hafal sudah adikku yang baru kelas 2 SD itu 99 asmaul husna tanpa aku suruh-suruh menghafalkan.

Dan tidak cukup itu nikmat dari Allah, mbahku, budeku, juga orang-orang yang sangat apresiasi padaku, maklum, mantan juara pas jaman sekolah dulu. Tapi setidaknya walau aku masih miskin begini, keberbedaan cara berpikirku diantara teman2 di sekeliling lingkunganku menjadi sesuatu yang tetap menjadi bahan apresiasi mereka.

Dan akupun masih punya lingkaran sahabat yang ndilalahi pada hobi sekali menyanjung, sebut saja Azis, yang minimal dalam sekali pertemuan dengan dia selalu saja ada kata "Wah, Rizky memang...bla bla bla", dasar dia memang mah. Begitu juga Hilmy, yang diam-diam mengcopy obrolan di chat untuk kata-kataku yang dia anggap penting dan ya cukup antusias tiap kali aku menyerocos membahas hal-hal yang ah pasti kebanyakan orang juga tidak suka topiknya.

Apa dengan sanjungan-sanjungan tingkat tinggi, yang bisa jadi dan pasti itu adalah representasi sanjungan Tuhan itu, aku masih pantas untuk mencurigai Tuhan akan tidak memberikan jodoh, istri, ibu dari anak-anakku yang terbaik?

1 comment: