1/11/12

Kutukan Dosa Belajar

Mengintip jawaban teman saat ujian, itu disebut berdosa. Kenapa? Karena itu adalah aksi memanipulasi takaran kemampuan diri yang nantinya akan tercermin dalam nilai hasil ujian.

Hm, tp aku tidak yakin penyebab orang begitu menjelek2an aktivitas mencontek karena dampak manipulasi itu. Tapi, mereka menganggap mencontek jelek, karena peraturan larangannya jelas terpampang.

Di sisi lain mahasiswa yang anti mencontek, di hari2 menjelang ujian meningkatkan sedemikian rupa tempo, speed & durasi belajarnya. Tujuannya apa? Agar bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.

Tidak peduli hasil ujian akibat me'mempeng'kan sinau sedemikian rupa menjelang ujian adalah mencerminkan takaran kemampuan diri atau tidak, yang jelas cara ini tidak pernah dianggap berdosa.

Ya, manusia jaman sekarang kelewat rasional, instruksional, kebenarannya berbasis hukmiah, bukan insaniah. Sehingga, kalau ada kalimat larangan dia jauhi, ada kalimat perintah, ia taati. Yang tidak ada keduanya, ia abaikan.

Contohnya ya memforsir belajar sebelum ujian itu? Bukankah itu jelas2 sebuah Grand Skenario utk memanipulasi hasil ujian? Sehingga sekalipun daya serap, daya ingat & daya analisis kita aslinya cuma 6.0 melalui cara itu, kita berharap dapat skor 9.0.

Ini dianggap hal sepele, bahkan mengada2. Tapi sesungguhnya kasus pergeseran platform ujian dari yang semula utk mengukur kemampuan, menjadi peraihan nilai setinggi mungkin adl lubang kegagalan pendidikan kita.

Ribuan wisudawan menganggur, bertambah setiap tahun. Bisa jadi adalah karena mereka mengabaikan ukuran kemampuan asli dirinya dan nilai-oriented. Atau bisa jadi hal itu terjadi karena kutukan dosa mereka sendiri. Bukan dosa mencontek, itu si dosa kecil. Tapi dosa memanipulasi dengan cara memforsir diri belajar sebelum ujian agar tercipta kemampuan dopping sesaat.

Haha.....jangan ditelan mentah2 dan tekstual. Ini tulisan hanya ingin menyuguhkan sebuah sudut pandang saja.

Sent using Nokia mobile phone from Cilacap

1 comment: