6/16/11

Ceramah Nikah Khas Banyumas

Biasanya dihubung-hubungkannya dengan ini anak keberapa dengan keberapa yang menikah. Padahal sesungguhnya nilai substansi Begalan bukanlah itu. Begalan adalah tradisi Wong Banyumas (WB) yang sejatinya adalah sebuah ceramah nikah.

Kalau jaman sekarang ceramah atau presentasi menggunakan mickrofon dan powerpoint, maka karena jaman dulu belum ada teknologi itu, maka yang digunakan adalah alat-alat bantu presentasi semacam : Wangking, centhong, siwur, tampah, dll.

Karena struktur sosial saat itu bukanlah didominasi oleh kalangan terpelajar yang tahu tentang tata cara belajar yang rapih, atau kemampuan analisis informasi dengan duduk manis mendengarkan, maka penceramah menggunakan metode pembawaan yang teatrikal (drama).

Dan inilah materi yang diceramahkan dalam Begalan, sebuah karya cipta asli, orisinil orang Banyumas, Jawa Tengah :

1. Wangking/pikulan adalah mengisyaratkan simbol mikul dhuwur mendhem jero. Artinya wong urip jejodohan selalu ada yang abot dan ada yan g enteng. Oleh karenanya segala perkara harus di rengkuh bareng atau diembat bareng.
2. Ian atau ilir yaitu dapat bermakna jagad besar dan jagad kecil. Orang berumah tangga baru memasuki jagad cilik. Jagad dalam ilir itu ada 4 sudut, yang berarti bahwa pengantin harus bisa memberikan kesejukan kepada pojok papat yaitu bapak, ibu dan mertua laki-laki dan perempuan. Fungsi ilir adalah dapat ngadem-ngademi sesama pasangan jika telah terjadi kekisruhan. Selain itu ilir juga bersifat mendatangkan angin untuk mengusir bau yang tidak sedap dalam kehidupan berumah tangga.
3. Cheting berarti wadah nasi. Artinya manusia hidup berada dalam wadah (dunia) yang memiliki aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan itu berarti syariat islam.
4. Kukusan, kaku pisan/kakune mung sepisan. Orang hidup harus kaku atau kokoh dalam memegang 5 M yakni metu yakni harus keluar untuk bebrayan dengan tetangga tepalih. Mengkurep berarti eling dumateng kekalih tiang sepah. Mlumah berarti eling kepada dzat yang maha kuasa. Modot berarti modot pemikirane. Atau ayo mbangun katresnan lan mencapai cita-cita kalian pemikirane ingkang modot dan berkembang.
5. Centong berarti keadilan dalam rumah tangga. Karena centong selalu digerakan kekanan dan kekiri. Yang menggambarkan kedua pengantin laki-laki dan perempuan perlu adil dan seimbang dalam segala gerakan.
6. Irus berarti tumindake sing lurus anggone jejodohan. Irus juga bermakna singkatan: i: iman, r: rukun, u: usaha, s: sekalian. Hal ini berarti: ayo pada usaha bebarengan kanthi rukun lan guyub di dasari keimanan. Fungsi irus adalah untuk mencicipi makanan. Artinya laki-laki hendaknya tidak selingkuh dan mencicipi istri orang.
7. Siwur artinya asihe ojo diawur-awur artinya seseorang pengantin jangan selingkuh.
8. Tampah. Berfungsi kanggo nyunggi. Artinya seorang istri atau suami harus bisa nyunggi atau menjaga aib dan kekurangan kedua belah pihak. Selain itu tampah juga berfungsi untuk menseleksi mana beras dan mana kotoran yang bukan beras. Oleh karenanya perkataan dan perbuatan perlu diseleksi mana yang baik mana yang buruk.
9. Pari berarti mapar tur keri artinya harus memperhatikan bobot,bebet, bibit dan kalau sudah tua hendaknya pandai merunduk.
10. Ciri dan mutu. Ciri dan mutu harus seimbang cara memakainya. Jika tidak seimbang maka terjadi musibah.
11. Suket ; suwe luwih raket
12. Suluh; kanggo mbakar-mbakar. Jadi jangan sampai kebakar antara kedua pengantin.
13. Kendil ;ken dadi lancer. Artinya sakinah, mawadah dan warohmah.

Sumber filosofi : Pa Alfian Aziz, Cilacap

2 comments: