12/13/11

Nglarisi

Dekade training sudah selesai. ESQ berhasil meleading dengan baik, didampingi oleh EU, Kubik dan banyak lagi lainnya. Indonesia yang katanya negara terbelakang ternyata memiliki produk yang mendunia macam nama-nama di atas, itu satu kebanggaan tersendiri buat kita pastinya.

Training bisa menjadi solusi, salah satunya untuk menghidupan sektor riil, yakni dengan training-training entrepreneurship. Namun, training bukanlah satu-satunya solusi untuk itu. Ada cara lain untuk menghidupkan sektor riil, yang cara ini bisa dilakukan oleh semua orang, tanpa harus berlatih public speaking terlebih dahulu sebagaimana calon trainer.

Cara itu adalah dengan : sedekah.

Sedekah yang kita kenal selama ini kebanyakan adalah sedekah konvensional, ada kotak di masjid dicemplungin receh. Ada peminta-minta, dikasih. Ada yayasan bawa proposal, diberi uang. Ada lebihan rejeki diwakafkan untuk mengkeramik masjid dan seterusnya.

Padahal ada model sedekah yang tidak kalah keren. Itu adalah sedekah dengan "nglarisi" pedagang kecil. Ada penjual sapu keliling, dibeli. Ada penjual ciri-mutu, dibeli. Ada penjual mainan anak kecil, dibeli. Ada penjual tas jelek, dibeli. Ada penjual salak, dibeli. Pernahkah seperti itu? Atau merasa itu tidak penting karena pahalanya tidak sebesar membelikan keramik untuk masjid?

Cobalah "nglarisi", agar penjual salak senang dengan aktivitasnya dan dia terus berjualan. Cobalah "nglarisi", agar penjual sapu dapat menyambung hidupnya dan dia bisa mengajari anaknya berjualan juga. "Loh kan aku nggak butuh", atau "Aduh, aku kalau beli sapu harus yang kualitas supermarket boo", dan seterusnya.

Ya sudah kalau memang enggak butuh, atau barangnya jelek, simpan saja dulu, besok lagi berikan ke orang. Niatkan sedekah pokoknya. Bayangkan, hal seperti itu jarang dilakukan, makanya orang meninggalkan aktivitas berjualan, akhirnya jadi deh mereka buruh dengan gaji tidak seberapa tapi waktunya habis di pabrik.

Salah siapa? dosa siapa itu? jadi siapa yang membuat sektor riil tidak bergerak?

"nglarisi", dengan niatan sedekah agar dia bisa menyambung penghidupannya. "nglarisi", agar dia optimis dengan produk yang ia jual. "nglarisi" agar orang-orang yang menganggur bisa terinspirasi "ini loh, aku jualan ini, laku loh".

Janganlah mendongak, mentang-mentang tidak butuh, atau bukan level kualitasnya itu sapu, itu salak, itu ciri-muthu.

Kalau di pinggir jalan ada yang meminta-minta lalu kita tidak memberi dengan alasan takut membuat mereka ketagihan meminta-minta. Ya sudah, kalau ada yang menawari barang, dan kita ada uang, beli saja, agar mereka ketagihan jualan.

Kelihatan sepele, tapi ini bisa memajukan bangsa yang didominasi oleh orang-orang yang bergelut dalam skala UMKM ini.



No comments:

Post a Comment