12/21/11

Sekali Lagi : Jangan Gumunan

Gramedia Purwokerto 13/12/11

Jalan-jalan di Gramedia, lihat di etalase utama, bukunya anak muda semua : Merry Riana & Bong Chandra. Hanjuk gumun... kok bisa ya semuda itu bisnis property highclass, kok bisa ya umur 26 tahun punya income 10 miliar sebulan.

Lihat websitenya Indonesia Young Changemaker, klak klik klak klik ketemu daftar panitianya. Gebleeg, profil tiap-tiap panitia keren-keren banget, pernah ikut kongres internasional ini, pernah dapat penghargaan itu. Gumun maning...

Blogwalking ke blognya Mbak Dika, wesheh... nggak cuma ngomongnya yang fasih berbahasa Inggris, blognya juga bahasa Inggrisnya vocab & structure nya kelihatan bukan sembarang pemilihan kata. Gumun.. gumun... gumun deh.

Gumun itu baik, karena di dalam gumun terselip satu apresiasi positif, sanjungan dan ungkapan menghormati. Tapi kalau dengan gumun, kita jadi nge-peer, jadi rendah diri, jadi merasa kurang berarti, jadi kempes. Aduh, mending di-delete lah itu kegumunanmu.

Seperti saat kita gumun melihat cantiknya pemandangan sebuah gunung dengan sejuknya warna biru, pikirkanlah, jangan berhenti pada kecantikan yang membuatmu gumun itu. Pikirkanlah bahwa ketika didekati, warnanya itu hijau, hutan, pohon, batu, jurang, sama sekali berbeda dengan biru yang kamu lihat.



*gumun (jawa : kagum)

No comments:

Post a Comment