12/28/14
Memilih
Jadi anak muda itu tidak usah sok 'nyufi'. Makan nggak habis, ya nggak apa-apa. Semangat komunalisme ketika berkelompok tinggi, ya nggak apa-apa. Tidak menepati janji, ya nggak apa-apa. Jangankan tidak menepati janji, tidak berusaha menepati janji juga nggak apa-apa.
Jangan, tidak perlu, tak usah stress mencari surga, surga sudah ada sejak disini, dihamparan padang hijau, bilik tidur yang bagus, air hangat, angin sepoi-sepoi dan dibawahnya mengalir air ke danau.
Nikmati saja kesempatanmu memilih. Kalau kau berbuat baik, itu semata-mata hanya karena kau menyadarinya. Sebagai sebuah pilihan, bukan karena larangan dari siapapun. Karena kadang kita cuma punya dua pilihan : berbuat salah atau tidak berbuat.
Sawangan Golf & Resort,
30 Okt 2011
Do Not Go Gentle Into That Good Night
Old age should burn and rave at close of day;
Rage, rage against the dying of the light.
Though wise men at their end know dark is right,
Because their words had forked no lightning they
Do not go gentle into that good night.
Good men, the last wave by, crying how bright
Their frail deeds might have danced in a green bay,
Rage, rage against the dying of the light.
Wild men who caught and sang the sun in flight,
And learn, too late, they grieved it on its way,
Do not go gentle into that good night.
Grave men, near death, who see with blinding sight
Blind eyes could blaze like meteors and be gay,
Rage, rage against the dying of the light.
And you, my father, there on the sad height,
Curse, bless, me now with your fierce tears, I pray.
Do not go gentle into that good night.
Rage, rage against the dying of the light.
Interstellar features this classic poem by Dylan Thomas.
12/9/14
11 Generasi
Durriyah tidak penting diketahui oleh peradaban modern, karena yang penting adalah cari penghidupan, amankan penghidupan. Durriyah dalam bahasa science terkait erat dengan genetika, menaik ke atas berarti leluhur, turun temurun ke bawah berarti anak cucu. Memutuskan dengan siapa aku beristri, berarti bagian permulaaan untuk menulis durriyahku ke depan. Allah tak punya alasan untuk menghambat-hambatnya.
Baiklah aku memulai dengan menulis durriyah ke belakang dulu, ada banyak jalur, aku ambil satu jalur dulu. Aku, lalu bapakku bernama Purwaji bin Pawijaya, ibuku Nuning Resdiana binti Muhammad Yasir.
Ibunya ibuku bernama Siti Fatonah, dimakamkan di Tanggeran, disamping makam ayahnya H. Muhammad Muchsin. Bapaknya lagi bernama H. Hasan Bisri (San Besari), Pengulu Landrat Kadipaten Banyumas, dimakamkan di Dawuhan.
Ayahnya bernama Kyai Mustahal, dimakamkan di Kalimanah, Purbalingga di kompleks Masjid Mustahal. Ibunya dijuluki Nyai Masech 2, Ibunya lagi disebut Nyai Masech 1.
Ayahnya bernama Kyai Mutasim, atau Embah Kalimanah, dimakamkan di Kalimanah, Purbalingga. Ayahnya lagi bernama Mbah Hasanuddin, sumareh di Dawuhan berdekatan dengan makam besannya yakni Kyai Ageng Sulaiman, Khatib Masjid Ageng Nur Sulaiman pertama yang merupakan ayah dari Nyai Mutasim.
Mbah Hasanuddin merupakan anak dari Syech Abdussomad (Mbah Jombor) yang makamnya ada di Cilongok. Demikianlah 11 generasi durriyah yang mendahului didepanku.
11/28/14
Interstellar
Manusia didimensi kelima, bisa melihat kehidupan di bumi. Manusia bisa mencapai dimensi kelima ketika dia sudah bebas dari ruang dan waktu. Digambarkan dalam film ini, manusia menjadi bebas dari ruang dan waktu ketika masuk ke dalam blackhole, yakni singularitas dimana benda apa saja akan tersedot, bahkan gravitasi dan cahaya sekalipun.
Didimensi kelima, waktu menjadi realitas fisik. Masa lalu bisa dipanjat seperti tebing, masa depan bisa didaki seperti gunung.
Manusia di dimensi kelima bisa mengirimkan pesan kepada manusia di dimensi ketiga. Asalkan manusia dimensi ketiga tahu medianya, tahu polanya. Di film ini, jam tangan kembar milik Murph dan ayahnya menjadi medianya. Morse menjadi kodenya. Jam tangan perlambang cinta, morse hanya bisa dibaca bila kita titen.
Bukan hanya mengirim pesan, di akhir film ini bumi yang nyaris hancur justru berakhir sangat mutakhir berkat diajari oleh manusia dimensi kelima.
Manusia yang sudah mati dimensinya akan naik, dia bisa mengabsen pengiring keranda hingga langkah kaki orang terakhir. Terbuka sekat antara ia dan anak cucuknya setiap malam jumat.
Mereka yang mati tidak menghilang, seperti Cooper sang astronot yang masuk ke blackhole. Ia tidak hilang, melainkan naik dimensi. Cara pandang materialismelah yang menyesatkan kita, sehingga yang materi dianggap realitas fisik dan yang lain dianggap lenyap.
Kalangan fundamentalis saja yang membantah pesan Nabinya sendiri tentang ziarah. Melenyapkan leluhur dari pikiran mereka dgn ancaman syirik yang dibuat se-ngeri mungkin.
Apa jam tangan cinta dan kode morse antaramu dan kakek buyutmu saat kau ziarah? Karena ziarah bukanlah ritus belaka. Dari dimensi kelima mereka yang kita ziarahi ingin menolong kita yang diujung kehancuran gaya hidup ini.
Yogya,
28 Nov 2014
11/27/14
Militansi
Militansi! Itu yang dipunyai mereka para pembuat perubahan di daerahnya. Tren wiraswasta dulu lenyap ketika gelanggang PNS jadi rebutan. Tren PNS-pun akan segera berakhir, entah berganti menjadi apa sebentar lagi. Namun, lepas dari embel-embel semua itu, mereka yang punya militansi akan terus dikawal oleh bumi untuk terjaganya kiprah nyata.
Kalau dijaman beberapa puluh abad yang lalu semua orang adalah indigo, punya daya tangkap indera dg rentang frekuensi lebih lebar. Kalau beberapa puluh tahun yang lalu semua orang militan, akibat paksaan jaman demi bisa bertahan hidup. Kalau sekarang, yang indigo dianggap aneh, yang militan disubya-subya.
Padahal melebarkan daya tangkap frekuensi kita, menghidupkan militansi kita, adalah lumrah dan defaultnya hidup kita.
Pasti Baik
Kalau keputusan hatimu benar, kamu dapat 2 kebaikan. Kalau salah, 1 kebaikan. Yang pasti tidak dapat kebaikan itu, kalau kamu membuat keputusan tidak pakai hati.
Ruang bebanmu yang tadinya kamu isi dengan benar-salah, kini bisa diganti dengan yang lebih oportunitif : Menguntungkan apa tidak? Atau tidak usah diisi sama sekali ruang itu.
Gaya
Gaya hidup orang modern bagiku tetaplah aneh. Makan mewah pesta pora disediakan, tapi kursi tidak disediakan. Makan berdiri dianggap keren mungkin. Padahal makan dgn duduk lebih nyaman.
Datang antri, pulang antri. Didalam tidak disuguhi minuman. Tamu didoktrinasi sedemikian rupa untuk bisa sehormat mungkin kepada tuan rumah.
Tapi sekalipun aneh, tidak menjadi soal berarti buatku. Toh, itu kan cuma gaya.
Plenary Hall, JCC
26 Nov 14
11/26/14
Festival Allah
Kata Cak Nun, ibadah itu paling bawah, diatasnya adalah menuntut ilmu, diatasnya lagi adalah bekerja.
Kita tidak akan paham rumusan diatas, sekalipun disuguhi korelasi dalilnya, kalau cara pandang kita tentang ibadah masih kelira-liru.
Esensi ibadah adalah doa. Kalau selama ini yang kita paham hadirnya Allah hanya melalui doa, coba cari pemahaman yg lebih arif mendalam.
Doa itu festivalnya Allah, Allah hadir secara show off dalam pengkabulan2 doa. Tapi sejatinya Allah bukan sebatas ada di festival. Kita kerja ya Allah datang membayar, kita jual ya Allah datang membeli. Itulah bentuk-bentuk kehadiran Allah yang sering kita abaikan. Tandanya kita lebih sibuk berdoa, abai bekerja.
Sampai sini mungkin agak lebih paham maksud kata Cak Nun tadi.
Tuntaskan Diri
Sewaktu awal-awal aku memulai usaha dulu, salah satu guru bisnisku mengarahkan untuk berkiblat ke Astra. Etos dan culture seperti yang dibangun di Astra tidak banyak dimiliki oleh perusahaan Indonesia lainnya. Pantas saja, Astra menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang kuat.
Astra dipimpin oleh CEO sbg leader. Ada satu pesan sederhana yang menurutku menarik kemarin. Katanya kurang lebih begini : Kalau Anda misalnya merasa PDCA itu menjadi bagus kalau diterapkan di perusahaan Anda, ya lakukan itu bagi Anda sendiri dulu. Jangan Anda belum beres melakukan sudah nyuruh-nyuruh. Tidak jadi itu.
Plan Do Check Action, salah satu prinsip disiplin manajemen yang diadopsi dari Jepang tentu saja akan bagus diterapkan di perusahaan kita. Sekalipun tidak menjamin kesempurnaan hasil, setidaknya itu lebih baik daripada prinsip "Kumaha engke wae".
Lalu, dimana batasnya kita sudah betul melakukan sehingga bisa menyuruh yang lain? Batasnya adalah ketika kita menjamin diri kita tidak kecolongan, sehingga bisa ditegur oleh yang lain. Ketika kita masih pada taraf penerapan gramang-gremeng begitu, ya mana berani menyuruh-nyuruh. Iya to? Tuntaskan ke diri sendiri dulu, nanti menyuruh tidak gamang.
Sunlake Hotel,
26 Nov 2014
11/25/14
CEO Sharing
1. Pokok kekuatan Astra dalam menjaga konsistensi dan orisinalitasnya adalah pembangunan culture. Mustahil ada kemajuan, dalam bentuk apapun, tanpa membangun dan menjaga culture.
2. Indonesia di ajang world economyc forum dan forum2 global lainnya kini tidak lagi inferior, diprimadonakan, dipenasarani
3. Kalau situasi ekonomi dalam negeri sekarang susah, Anda jangan salah, dunia sedang sakit.
4. Kalau orang Indonesia lawan orang luar satu lawan satu, yakin menang. Sayangnya kita ini dikeroyok.
5. MEA untuk produk kita confidence, untuk jasa itu yang riskan. Kita lemah di skill labour.
6. Harusnya pemerintah memberikan proteksi kepada produk unggulan dalam negeri. Tameng berikutnya utk MEA adalah kita dunia usaha kompak saja, tidak menerima karyawan dari luar.
Executive Lounge Astra International,
25 Nov 14
11/24/14
Bombardir Zaman
Siapa bilang bayi lahir itu polos los. Bayi lahir itu sudah built in didalamnya nurani. Didalam nurani ada seribu indera, 200x lipat dari indera yang orang dewasa paham. Kalau ia dibilang polos, itu maksudnya polos dari belief system, dimana belief system itu menumpuk melebihi lemak, berasal dari dogma-dogma yang dikonsumsi orang dewasa.
Semakin bertambah umur, penggunaan nuraniku menurun. Reseptor indera nurani yang kupakai makin sedikit. Kecerdasankupun sekarang kalah jauh dibanding saat aku baru datang ke planet bumi ini.
Tapi untung saja aku masih kenal nurani, karena ibuku tidak kalah dengan gencarnya bombardir zaman dalam mendidikku. Kalau pagi masih sempat memasakkan sarapan walau sibuk minta ampun lemburan kepala sekolah. Kalau malam masih sempat membantuku urusan bisnis.
Tidak ada cara lain untuk mampu lebih kuat dari gencarnya bombardir zaman, selain mengakses kecerdasan default kita dari bekal yang kita bawa dari luar angkasa semasa lahir dulu yang disebut NURANI.
Itu bekal untuk kita mampu menjadi orang yang KAYA WAKTU sehingga bisa rajin 'ngendong' silaturahim sebagaimana orang jaman dulu. Bisa KAYA HARTA untuk 'loman' berdedikasi dalam rangka yunfiku fii sabilillah. Juga KAYA HATI untuk mendidik istri dan untuk membuat tidak ada kesibukan dia apapun dipagi hari yang membuat ia tak sempat untuk membuatkan sarapan untukku dan anak2ku.
Cengkareng,
24 Nov 2014
11/19/14
Salam Dua Ribu
BBM Naik, aku dengar pengumumannya pas aku sedang Mocopatan. Baru beranjak dari Mocopatan jam 3.30 pagi, memang harga sudah naik. Beruntung, aku diselamatkan dari keinginan membaur dengan para pengantri, yang kalau itu terjadi pasti aku kena banyak caci, terutama dari para motivator, sekalipun niatnya cuma ingin membaur merasakan festival di SPBU yang tidak terjadi setahun sekali itu.
Aku sudah tidak punya stok kesal dan marah atas lagi-lagi tindakan pembodohan yang dilakukan oleh tindakan inlander kontemporer saat ini. Kesal dan marahku sudah aku habiskan sewaktu PT KAI mengalihkan Publis Service Obligation alias subsidi kereta ekonomi jarak jauh ke commuter line dengan alasan yang sangat musykil dan membodohi. Dialihkannya tarif KA jarak jauh ke KA commuter line itu bukan karena alasan-alasan yang mereka sebutkan kok, alasannya cuma agar KA bisnis dan KA ekonomi komersial lebih laku karena tidak mendapat nested kompetitor dengan harga subsidi yang sangat timpang. Pun demikian dengan kenaikan BBM, agar stasiun pengisian bahan bakar komersial milik asing lebih laku, karena tidak mendapat kompetitor bersubsidi.
Ini bukan barang baru, kelanjutan dari yang sudah Pak Harto tanda tangani di awal berkuasa dulu. Bahwa negara harus melakukan (1) pencabutan subsidi, (2) pengurangan subsidi dan (3) swastanisasi di segala bidang.
Selain tidak punya hasrat untuk protes dan marah, aku juga tidak punya ruang untuk protes dan marah. Katanya, yang berhak protes hanya yang kemarin mencoblos. Yah, itulah kekonyolan dan kedunguan konsep kebangsaan kita. Yang dianggap memiliki bangsa ini hanya yang menyetujui pemilu dan ikut mencobloskan diri. Owalah, klenik kontemporer apalagi ini. Betul-betul akut kejumudan konsep berbangsa dan bernegara rakyat kita ternyata.
Salam dua ribu. Selamat protes, selamat marah, selamat berbangga diri merasa tidak perlu protes dan merasa bisa menahan diri dari marah.
Ini pesan bagus bisa untuk diresapi :
"Anda boleh untuk tidak marah, tidak protes atau tidak mengamuk. Asal minimal Anda tahu bahwa Anda sedang dibodohi."
10/25/14
Ritual Sura : Mencerca di balik mimbar
Apa hebatnya bergegap gempita mencerca pelaku ritual 'klenik' Sura di balik mimbar masjid kota yang jamaahnya sudah modern?
Kalau berani datangi mereka yg memang pelaku ritual, ceramahlah disana. Atau kalau masih mau sedikit pakai akhlak, pahami mereka dari dekat, syukur2 risetlah dulu barang beberapa bulan atau tahun sebelum ceramah mencerca mereka.
10/16/14
Makan Malam
Dibilang telat si belum, tapi lapar iya. Akibat melewatkan beberapa rest area di sepanjang Cipularang, sampai keluar pintu tol, hasrat untuk makan belum tersalurkan.
Mengisi bahan bakar tambahan dan memelankan laju kendaraan, sambil tolah-toleh kanan kiri, menatap setiap kios dan warung tenda.
Tak ada yang membuatku kepincut. Secara kriteria kiosnya, menunya, pelayanannya, keleluasaan selonjorannya sepertinya diambang batas ekspektasi semua. Satu-satunya alasan aku memutuskan untuk singgah adalah jika dan hanya jika aku lapar sekali. Yang kalau aku tidak makan, maka aku akan mati seketika.
Namun, makan malam kali itu bukanlah sekedar memasukkan nasi ke dalam lambung, menggelontor kerongkongan dengan air. Karena makan malam kali itu hanya sekali disepanjang perjalanan pulang dari Jakarta ke Banyumas malam itu, tak bisa diulang lagi. Bahkan itu adalah makan malam tanggal 4 Oktober yang hanya sekali-kalinya sepajang hidupku.
Antara lapar dan antara ayam goreng mergo yang aku idam2kan bertarung hebat memberangus kantukku menyetir. Namun, tak kunjung ada warung tenda dan kios yang membuatku kepincut.
Sampai masuk di daerah Limbangan. Warung2 kumuh, sesak dan panas tidak terlihat lagi. Yang ada adalah resto-resto yang menggiurkan. Aku kepincut habis, terbayang semua kriteria atas kekenyangan hasratku bisa aku lampiaskan sempurna di saung-saung mewah di pinggir jalan itu.
Namun entah, hasrat pelampiasan itu masih kalah oleh keinginanku untuk berjodoh dengan ayam goreng mergo.
Sampai akhirnya belasan menit berlalu dan aku tidak bergeming untuk mampir. Jalanan yang ramai lancar mendadak macet. Bebedapa ratus meter aku bergerak tersendat dalam macet, saat menoleh ke kiri depan, tampak billboard ayam goreng yang aku gadang-gadang itu.
Aih senangnya, karena kupikir masih harus menunggu tiga perempat sampai satu jam lagi untuk menggapai klangenanku itu. Belum ditambah macet. Ternyata tidak harus selama itu.
Lahap makan malam kali itu. Makan malam yang nikmat dan penuh arti.
10/15/14
Elitis & Merakyat
Purwokerto yang elitis, bertemu dengan Purbalingga yang bukan cuma merakyat, tapi memang rakyat beneran. Yang elitis secara alami menjadi junior ketika berhadap-hadapan dengan rakyat beneran.
Beneran rakyatnya, beneran tirakatnya, beneran cari uangnya, beneran infak fisabililahnya.
Beneran pergerakannya, bukan cuma pemikiran. Beneran fightingnya, bukan cuma tulisan.
Down to earth, undur diri dari elitisme, mungkin itu lebih baik.
Menanti Kereta Api Swasta
Kita tahu, kereta ekonomi AC dan bisnis selama ini mendapat kompetitor internal, dikanibal oleh saudaranya sendiri, KA ekonomi (yang sekarang juga sudah AC). Dengan fasilitas yang tidak terlalu jauh berbeda, tetapi harga tiketnya berbeda jauh akibat kereta ekonomi mendapat subsidi PSO.
Dengan alasan Commuter Line dipakai harian, sedangkan kereta api ekonomi jarak jauh tidak harian, maka PSO dialihkan dari kereta jarak jauh ke Commuter Line. Penasehat hukum PT KAI kecolongan satu butir dalih, bahwa Commuter Line sekalipun dipakai harian, itu digunakan oleh orang-orang yang punya pekerjaan, punya gaji. Sedangkan KA ekonomi lokal jarak jauh, dipilih oleh orang yang tidak mampu, yang mungkin juga pengangguran, tidak mendapat fasilitasi lapangan kerja dari negara yang terpaksa harus bepergian luar kota karena ada saudaranya yang sakit atau kesripahan.
Silahkan sesekali naik kereta ekonomi jarak jauh, tanyai penumpang bepergian dengan tujuan apa saja. Rakyat mengamanatkan transportasi umum kepada PT KAI dan Perum Damri. Kini Perum Damri harus menanggung beban sendiri.
Selama landasan kapitalistik selalu jadi orientasi pembangunan perkeretaapian, dia hanya akan bertahan jika dan hanya jika kereta api swasta belum muncul.
9/4/14
Komite Hijaz
Ajaran anti bidah ini melarang segala ibadah yg tidak ada di zaman Rosul. nuzulul quran, maulid nabi, halal bi halal, ziarah kubur, dlsb. situs2 bersejarah di sekitar kabah dihancurkan. tempat lahir nabi, rumah khadijah, gapura depan kabah, dlsb, semuanya diratakan dgn tanah. setelah itu situs2 sejarah di madinah juga mulai di hancurkan. makam 150 syuhada sudah tidak ada.
Ulama2 indonesia di pimpin mbah hasyim membentuk komite hijaz dan mengirim utusan ke saudi dengan membawa sepucuk surat.
1. selamat atas berdirinya kerajaan saudi.
2. meminta agar dilakukan pergiliran imam masing2 mahzab setiap minggu. ditolak
3. meminta agar seluruh umat muslim di bebaskan menjalankan ibada haji dan umroh sesuai dengan mahzabnya masing2. ditolak.
4. mbah hasyim meminta agar tidak dilakukan pembongkaran makam Rosul.
Mbah hasyim dan komite hijaz sudah menahan kerajaan saud membongkar makam Rosul. belakangan santer lagi berita rencana kerajaan saudi membongkar makam Rosul.[]FIkry
8/9/14
[7wonders] Karisma Pesona Lereng Merapi
![]() |
Becak melintasi Tugu Landmark Jogjakarta. Foto oleh : Rizky |
![]() |
Foto oleh : Rizky |
![]() |
Di dalam Taman Nasional Gunung Merapi. Foto : Rizky |
![]() |
Gardu Pandang Merapi. Foto oleh : Rizky |
Setelah puas menyantap panorama dan melahap gudeg, kita bisa segera merapat ke basecamp lava tour untuk segera mengantri memesan jeep petualangan. Ada beberapa paket tour yang ditawarkan dengan kisaran biaya 300ribu rupiah kita bisa menaiki jeep bersama tiga hingga 5 kawan kita. Kendaraan ini siap mengantarkan kita off-road untuk menjelajahi sisa erupsi merapi yang terjadi tahun 2010 lalu. Diantara destinasi yang dituju adalah daerah Kali Kuning, Kali Adem, Kinahrejo dan beberapa destinasi lainnya.
![]() |
Jeep Wisata Merapi. Foto oleh : Rizky |
![]() |
Foto oleh : Rizky |
8/4/14
Itinerary Expedisi Napak Tilas Islam Nusantara jilid I
Hari ke-2
- 15.00 Sarasehan dengan Ki Agus Sunyoto*
- 22.00 Meninggalkan Malang
- 13.00 Meninggalkan Jombang
- 18.00 Syaikhona Kholil
- 21.00 Batu Ampar
- 07.00 Sarasehen dengan Husen Satriawan
- 14.00 Tiba di Kepulauan
- 22.00 Tiba kembali di Madura
Hari ke-6
- 05.00 Meninggalkan Madura
- 09.00 Tiba di Ampel, Surabaya
- 13.00 Meninggalkan Surabaya
- 23.00 Tiba kembali di Purwokerto
7/12/14
Ribut dan Anteng
Kita sedang menyaksikan dua rumah tetangga di kanan dan kiri kita. Rumah tetangga sebelah kanan isinya ribut melulu. Konon, mereka ribut karena salah satu diantara mereka ketahuan selingkuh.
Sementara itu rumah sebelah kiri tampat anteng (tenang). Konon, mereka tenang karena diantara mereka sudah saling ketahuan sama-sama selingkuhnya.
Begitulah Cak Nun mengilustrasikan dagelan politik Indonesia saat ini saat pisowanan di Kraton Ndalem Kadipiro di hari pencoblosan tanggal 9 kemarin. Sayangnya, Ia tidak menjelaskan persis detail maksud dari ilustrasi itu.
Akan tetapi kalau melihat situasi saat ini, aku punya terkaan gambaran kedua rumah itu adalah gambaran dua kubu yang sedang sabung capres saat ini.
Kubu satu tampak sering aksinya kontroversial kelihatan tidak kompaknya, sementara kubu yang satu adem ayem diem-diem meng-goal-kan revisi UU.
Owalah, bangsanya siapa si buat plarakan?!!
7/6/14
Melihat Keindonesiaan di Nederland
Tram sesungguhnya bukan hal baru di Indonesia. Menurut cerita yang dituturkan Mas Miko dan koleksi dokumentasi Banjoemas.com, komunitas sejarah & heritage yang ia bina dan aku ikut2an nimbrung di dalamnya, tram ini sudah ada di Indonesia pada masa pendudukan Hindia-Belanda dulu. Bukan hanya di Batavia, bahkan di Purwokerto pun ada, salah satu jalurnya melintasi Pasar Wage.
Sebuah tram melintas didepan hotelku. Membayangkan ini di Pasar Wage. Oho.. |
Diantara belasan museum kereta api dan tram yang tersebar di belasan kota, aku hanya sempat mengunjungi museum tram di Horn. Sayang, karena waktu yang terbatas, saya tidak sempat mencicipi naik tram kuno disana. Mungkin ada diantara koleksi tram yang ada, adalah jenis tram yang berkembang di Indonesia pada masa negeri ini diperintah oleh Ratu negeri Kincir Angin ini dahulu.
Sebuah Kereta Intercity berhenti di Stasiun Amsterdam Centraal |
Beralih ke soal air, negeri ini kini menjadi rujukan penaklukan air bagi negara-negara di seantero jagad. Negeri yang 60% daratannya berada dibawah permukaan laut ini sudah setengah abad lebih tidak menjumpai banjir. Dam atau bendungan dengan sistemasi yang fungsionable tersebar dimana-mana. Aku hanya sempat menghampiri tanggul pinggir pantai di Volendam, selebihnya aku menonton berbagai miniatur terknik pengaturan air di Taman Mini Madurodam.
Tanggul di tepi laut, Volendam |
Miniatur bendungan dan sistem pengairan terpadu di Madurodam, bisa untuk belajar anak-anak |
Penataan saluran air yang smart, sehingga dibawah kalipun masih bisa dibuat ruang tinggal |
Indonesia impor daging sapi, udah impor tapi harganya 2x lipat dari negeri jiran, itu bukan soal kita tidak bisa membangun peternakan, tidak bisa mengairi rumput. Tapi soal proyek dan soal mafia kok. Begitu pula Jakarta yang katanya mustahil bebas banjir, loh kok bisa fatalis begitu, orang Jakarta masih diatas permukaan air laut kok.
Balik lagi ke Nederland, berikutnya aku terkesan pada perilaku warga yang 'njawani' disana. Diantaranya, pejalan kaki begitu dihormati, kalau ada orang mau menyeberang, mobil mengalah, bukannya klakson-klakson bikin bising. Trotoar juga leluasa untuk menjelajahi kota dengan berjalan kaki.
Kemudian budaya family-time, dimana waktu untuk keluarga yang membudaya disana adalah memasak dan makan bersama dirumah, bukannya makan diluar. Pantas saja, jarang aku menjumpai resto keluarga, banyakan bar dan cafe. Pekerjaan rumah juga menjadi urusan pemilik rumah, bukan semata-mata pembantu. Taman-taman yang sederhana tapi apik di depan rumah-rumah mungil yang aku lihat, ternyata itu dirawat oleh istri-istri saat mengisi waktu menunggu suami pulang kerja. Ya, kalau mau mempekerjakan tukang kebun disana harus siap merogoh kocek EUR 10 perjamnya.
Dan yang 'njawani' lagi disana adalah banyaknya penduduk Suriname dan keturunannya, yang mereka faseh berbahasa Jawa, walau tak bisa bahasa Indonesia. Asik berbicara dengan mereka, bahasa Jawa yang entah Banyumasan, Tegal, Solo, Semarang mbuh campur-campur ra nggenah. Hahah.
Berpose didepan Merah-Putih-Biru (Untung nggak bawa gunting, jadi nggak bisa merobek birunya. Hehe) |
Ah, masih butuh petualangan panjang untuk mengobati kerinduan menemukan Indonesia yang disini hilang, sedangkan banyak masih tersimpan rapih disana.
![]() |
Bule-bule menari Bali |
7/1/14
Mblusukan di Nederland
Aku memilih memakai Vodafone. Harga resminya di gerai EUR23 tapi karena aku terburu-buru membeli saat ditawari orang di airport, jadinya dapat EUR30 deh. Didalamnya sudah ada paket internet/BB siap pakai. Nanti kalau habis, bisa top up (isi ulang) di minimarket, supermarket atau di warung-warung kopi biasanya mereka jual. Tarifnya EUR 1 per hari, maksimal 100 MB. Mahal yah.
Kalaupun tidak mau membeli simcard baru, simcard Indonesia seperti Telkomsel & Indosat masih bisa dipakai untuk telepon & SMS, kena roaming aja paling sekitar belasan ribu rupiah permenit untuk telepon dan sekitar 10 ribu rupiah per sms. Sedangkan untuk internet, bisa mengandalkan wi-fi yang ada di Hotel atau di kereta api. Kebanyakan museum juga menyediakan free wi-fi juga kok.
Aku sangat terbantu dengan aplikasi yang aku download dari Play Store diantaranya Hollandpass & 9292.nl untuk mengetahui lokasi-lokasi dan rutenya. Di tengah kota-kota yang bangunannya tampak serupa tapi tak sama, terlebih ukuran papan nama gedungnya minimalis, lumayan rempong kalau harus berkali-kali bertanya maupun berkali-kali malu bertanya yang menyebabkan berkali-kali sesat dijalan.
Kota-kota yang sempat aku mblusuki diantaranya ada dibawah ini. Selain itu masuk banyak sebetulnya kota-kota di negara bekas penjajah negara kita ini. Sebagian familier karena grup sepakbolanya, misalnya Groningen, Breda, Eindhoven dan Roosendaal. Sebagian populer karena ada di buku pelajaran sejarah di Indonesia, misalnya benteng Roterdam dan perjanjian Rijkwijk.
![]() |
Nederland Map |
Merupakan kota pusat pemerintahannya Belanda, Ada Istana ratu, Binenhof namanya, ada juga beberapa istana pendukung seperti Palais Noordein. Wilayah tengahnya disebut centrum, dikelilingi oleh wilayah2 dikitarannya. Kotanya lengang, tidak begitu gaduh. Enak buat menenangkan diri.
![]() |
Stasiun Den Haag Centraal |
Merupakan ibukota kebebasan, bandara terbesarnya ada disini, Schiphol namanya. Stasiun KA nya juga sangat besar, ada 15 spoor masing-masing "a" dan "b", muat untuk 30 kereta api bisa berhenti di waktu yang bersamaan. Banyak titik keramaian disini, crowded dan aku kurang suka. Tetapi museum dan obyek wisata separoh lebih yang dipunyai negeri itu ya adanya di kota ini. Di pusat-pusat kerumunan, kita harus waspada pada pencopetan. Barang berharga jangan ditaruh dipunggung. Dekap di dada, begitu kata seorang kawan yang tinggal disana.
![]() |
Stasiun Amsterdam Centraal |
Sepertinya ini kota pendidikan. Banyak kampus dan banyak museum. Ada juga pusat riset Indonesia disana, KITLV namanya, sayang bulan ini sudah tutup untuk selamanya. Antara mahasiswa dan turis berbaur, susah membedakannya. Kotanya tidak terlalu ramai, tidak juga terlalu sepi. Enak..
![]() |
Stasiun Leiden Centraal |
Katanya dari kota inilah KUHP yang negara kita pakai berasal. Tak banyak obyek wisata disana. Sepanjang kiri-kanan dari atas kereta menuju kesana, terhampar padang rumput. Banyak peternakan sepertinya.
Delft
Adalah sebuah kota tua yang tidak terlalu besar. Museum Prinsenhof dan sebuah gereja menjulang tinggi menandai titik tengah kota ini. Yang terkenal di kota ini adalah keramik handmade, merk yang populer diantaranya adalah Royal Delf. Selain itu, di kota ini banyak pula mahasiswa.
![]() |
Landmark Kota Delft |
Kota kecil tempat museum tram uap berada. Butuh setengah jam dengan kereta api dari Amsterdam untuk sampai disini. Kalau mau mencoba berwisata naik kereta tram tua, bisa lihat jadwal terlebih dahulu, karena tidak setiap hari dan setiap jam kita bisa menaikinya.
Poster Museum Tram di Horn |
Salah satu sisi museum tram di Horn |
6/28/14
Nederland & Sepeda
Ini di tepi laut, dibawah ada saluran air yang letaknya dibawah permukaan air laut. Kok bisa ya? |
Miniatur bandara Schiphol di Taman Mini Madurodam. Pesawatnya bisa jalan loh... |
Karena tanahnya datar, maka sepeda menjadi favorit digowes untuk berpergian oleh penduduk disana. Dimana-mana terlihat orang bersepeda, kakek-nenek, tua-muda, miskin-perlente, mahasiswa-eksmud berseliweran menggenjot sepeda. Sampai-sampai perbandingan jumlah sepeda dan mobil disana adalah 3 : 1.
Parkir Sepeda |
Kalau di Indonesia yang tanahnya bergunung-gunung, tentulah susah memasyarakatkan sepeda. Ngos-ngosanlah kita dipaksa bersepeda dari Purwokerto ke Baturraden misalnya. Hahaha... Tapi taruhlah misal Indonesia itu datar semua, lantas apakah sepeda menjadi favorit dipakai? Ah, belum tentu, masih ada faktor berikutnya, yakni faktor : gengsi. Gengsi donk naik sepeda, dikira enggak bisa beli sepeda motor saja.
Dan masih banyak faktor-faktor penghambat lainnya. Pemandangan yang menarik di Nederland adalah dijalan-jalan, berbagai moda transportasi tumpang tindih di jalur yang sama, tetapi harmonis. Jalur mobil dipakai bersama dengan trem, disampingnya ada jalur sepeda, disampingnya ada jalur pedestrian. Persilangan dan perempatan ditata dengan apik dengan lampu merah untuk mobil tersendiri, untuk sepeda tersendiri, untuk pejalankaki juga tersendiri.
Tombol lampau hijau untuk pejalan kaki |
Penjaluran transportasi yang baik, didukung dengan jumlah armada yang memadai, sehingga tak perlu menunggu lama apalagi menunggu sopir ngetem, membuat moda transportasi umum menjadi nyaman untuk digunakan. Dari mulai kota Den Haag yang sepi, sampai Amsterdam yang ramai, semua berjalan dengan baik.
Ya jalan raya, ya jalan truk, ya jalan sepeda, ya jalan orang, ya jalan trem, jadi satu tapi tertib |
Selain dari moda transportasinya, yang menarik lainnya dari negari ini adalah penhargaan mereka terhadap ruang dan bangunan. Tata kota yang fungsional membuat negeri ini jadi percontohan bahkan oleh negara-negara Eropa lainnya. Bangunan-bangunan awet terpelihara, sampai yang tua-tua juga masih berdiri rapi dan terawat. Pantas saja toko cat dan bangunan tidak njeprah berdiri dimana-mana, karena negeri ini tidak hobi merobohkan dan membangun bangunan baru.
Berfoto di depan Holland Spoorwagen, bangunan tua yang dipelihara |
Beda dengan negari yang bangunan-bangunan lama diberangus atas nama pembangunan, anak cucu yang lahir dimasa kini tidak bisa melihat jejak-jejak kakek dan buyut mereka, tidak tahu kebesaran masa lalu mereka, tidak tahu disini ada ini disitu ada itu, dulu ini dibangun dengan begini, dulu itu dibangun karena begitu dan seterusnya.
Kemudian satu hal lagi, size untuk billboard mungkin sangat mahal disana, sehingga sampah visual sangat minim. Nama jalan, papan nama gedung dibuat kecil saja. Iklan-iklanpun dibuat dalam ukuran kecil saja, tidak seperti billboard rokok dan seluler di Indonesia yang betul-betul jadi sampah visual ditengah keasrian kota. Karena papan-papan nama dibuat kecil, maka kita harus jeli saat mencari alamat.
Iklan-iklan berukuran kecil, tidak menyampahi pemandangan kota |
6/27/14
Move On
Maka berpacaranlah sebanyak-banyaknya, 51 atau 52 atau 53 kali jadian kalau perlu, agar kau tahu bahwa kejadian seperti diatas bukan satu-satunya rumus yang berlaku di dunia percintaan. Ada begitu banyak rumus, yang diantaranya bisa jadi lebih menguntungkanmu.
Terima kasih untuk seseorang disana yang sudah mengajarkanku satu rumus itu. Kamu tidak salah, tapi aku yang salah, yang memilih mensetiaimu sehingga tak mencoba mengenal rumus-rumus yang lain.
6/25/14
Nederland yang Ramah-Turis
![]() |
Lange Voorhout |
Easyhotel di Parkstraat |
![]() |
Kingkool Hostel di Prinsegracht |
![]() |
Parkir Sepeda bersusun di Stasiun Den Haag Central |
Aplikasi 9292.nl berisi informasi untuk rute perjalanan di dalam negeri, sedangkan kalau kita ingin keluar Nederland, bisa menggunakan kereta api antarnegara. Rute dan harga tiket bisa dilihat dan dipesan di www.ns.nl
![]() |
www.9292.nl untuk panduan perjalanan |
Sekalipun mirip, tapi beda, halusnya, kecepatannya, interiornya (wah, kok beda semua?). Bedanya lagi, kalau disini masuk peron harus menggotong-gotong KTP, di dalam masih dicek ulang tiketnya, kalau kereta NS kepunyaan Belanda, tiket diperiksa secara random, penumpang cukup tap in dan tap out OV-chip mereka ke mesin, simple dan leluasa.
![]() |
Interior KA kelas 2 |
![]() |
Peta Wisata dan Penunjuk Arah ada di banyak titik |
Welkom op de Nederland
![]() |
Monitor Informasi Penerbangan |
![]() |
Bandara Schiphol, Amsterdam |
Bagian depan Tenda seluas 3 lapangan bola |
Belanda atau Nederland atau Deutch atau Holland, ah banyak kali nama negeri ini, kedutaan besarnya ada di kawasan Kuningan, Jakarta Pusat. Di kedutaan besar yang letaknya paling 300 meter dari halte trans Kuningan Barat koridor Slipi-Pinangranti inilah aku mengurus Visa. Jenis visa yang lazim dipakai untuk bisa masuk ke negeri Kincir Angin ini adalah visa schengen. Visa schengen biaya urusnya 950.000 rupiah, visa ini bisa dipakai di 25 negara di Eropa. Kalau punya visa ini, enak sebetulnya, bisa leluasa menjelajah Eropa, apalagi di Eropa perusahaan kereta api antar negara sudah terintegrasi satu sama lain. Salah satu web yang bisa diakses adalah Eurail.com.
Di Nederland sendiri, transportasi umum sudah terintegrasi dengan baik. Dua jempol untuk ini. Aku membeli OV-Chipkaart, kartu yang bisa dipakai untuk membayar kereta api, tram atau bus dimanapun di penjuru negeri ini. OV-Chip ini aku beli di gerai mobil di stasiun Den Haag Central seharga EUR 17,5. Kartu sudah terisi deposit EUR 10. Kartu ini berlaku 5 tahun, masih aku simpan untuk berkunjung kembali tahun depan, Insyaalloh.
Trem, tak perlu menunggu lama 10-15 menit sekali lewat dan terjadwal |
Mesin tiket KA, yang kiri ada lobang koinnya jadi bisa bayar pakai koin. |
Pameran yang aku ikuti diadakan di Malievield, lapangan raksasa di tengah kota, 10 menit jalan kaki dari Stasiun Den Haag Central, 20 menit dari Istana Binenhof. Binenhof adalah istana tempat Ratu berkantor kalau di Den Haag, di istana ini pula dulu berlangsung Konferensi Meja Bundar (KMB). Bangunan-bangunan bersejarah di negeri ini utuh, seperti tak tersentuh gemerlap modernitas, tetap anggun, tetap humble. Nederland memiliki lebih dari 700 museum dan pastinya ribuan bangunan bernilai sejarah tinggi. Untuk ukuran negara yang luasnya hanya seluas Jogja + Klaten + Solo, bagaimana aku tidak lagi-lagi mengacungi jempol.
Bangunan di Kompleks Binenhof, Anggun & Bersahaja |
Museum dikelola dengan serius, tidak rugi membayar mahal dengan kualitas penataan interior, tata suara, tata lampu dan skematisasi yang demikian ciamik. Belum lagi ada beberapa museum yang memiliki koleksi ribuan, diantaranya yang terbesar Rijkmuseum, yang koleksinya dihimpun dari seluruh penjuru dunia dan merupakan barang asli, bukan replika.
Ada museumkaart, kartu seharga EUR 59 untuk masuk gratis ke sekian puluh museum. Aku tak membelinya, karena aku sudah membeli Hollandpass secara online. Hollandpass seharga EUR 87,5 bisa dipakai untuk masuk gratis ke 7 museum, gratis tiket kereta seharian penuh, gratis transportasi dalam kota 1-2 hari tergantung kotanya, diskon belanja dan gratis buku profil museum dan tempat wisata. Kalau visa sudah di-approve, hollandpass sudah di tangan, maka Welkom op de Nederland, selamat datang, Nederland menyambut untuk dijelajahi.
![]() |
HollandPass, harus beli online dan diambil setiba di Holland |