Sejak saya kenal ESQ saya tertarik dengan isinya, ikut training basic dengan biaya sendiri (saya mau kok..), training lanjutannya juga, kecuali MCB memang ditambahi hadiah dari Bunda-Bunda di Reps... terima kasih Bun.
Saya semakin tertarik untuk bergabung dalam perjuangan ini, setelah mengenal secara pribadi para trainer, termasuk cerita-cerita tentang Pa Ary dari orang-orang terdekatnya.
Semakin tertegun saya ketika saya tahu Pa Ary tidak mengais menyambung hidup dari pendapatan training, bahkan hak lisensinyapun sudah diwakahfakn untuk perjuangan.
Tahu merchandise ESQ, tahukan kalau semua keuntungan atas penjualan itu diwakafkan?
Mengikuti training itu dengan hati, menangkap makna, meresapi naluri. Bukannya menganalisis dimensi fisik yang terlihat di ruangan, penuh dengan persepsi.
Penonton training ESQ hanya akan menjadi penonton Indonesia Emas.
Peserta training ESQ akan ikut serta tercatat jasanya dalam perjuangan mewujudkan Indonesia Emas, walau mungkin tak ada yang tahu
terus sampeyan maunya gimana, saya sudah penuhi undangan. ya yang paling memungkinkan sampeyan menghukumi saya sebagai orang yang tertutup hatinya.
ReplyDeleteya monggo kerso sampeyan. cuma kalau ada justifikasi personal, saya kira itu tidak fair. mengapa kita tidak bisa bersepakat dalam ketaksepakatan?
hikmahnya, sekurang-kurangnya sampeyan share ke publik tentang transparansi penggunaan dan dan sebagainya. atau kalau memungkinkan, seperti pernyataan saya di tulisan yang lalu, transparasikan saja semuanya. publik akan tahu dan semuanya fair.
saya hanya mengkritik, tidak punya pretensi untuk menhancurkan. toh dulu para faqih, ulama, cendekia, saling mengkritik. bukankah peradaban kita lahir dari berbagai hasil koreksi.
nuwun.