"kalau mau Indonesia Emas, ESQ jangan mahal-mahal donk biar semua bisa merasakan, rakyat miskin juga bisa menerima..."
Orang bodoh akan menurunkan harga training ESQ agar bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Tapi tidak dengan pendiri ESQ, Pa Ary berjuang bukan maju dengan konyol, tapi punya strategi.
Srategi pa ary berhasil, walau belum tuntas. soal public yang menuntut transparasni keuangan ESQ? lucu.. dia saja yang kuper, pa ary sudah demikian transparan mengungkapnya, melalui apa? menara 165 salah satu bentuknya.
Anda tahu seberapa megah gedung itu? sejajar dengan menara telkomsel atau menara2 pusat bisnis lainnya. apakah itu untuk markas besarnya ESQ? TIDAK SAMA SEKALI. ESQ tidak mau pindah ke gedung itu, ESQ tetap dengan bersahaja di kantor sumpek nan kecil di ciputat sana. Pa Ary selalu menyebut menara 25 lantai di Cilandak itu sebagai gedung milik alumni, gedung peradaban milik Indonesia.
nyatanya memang begitu, nama pribadi pa ary sudah dijaminkan untuk pinjaman puluhan milyar demi untuk pembangunan menara itu, wakaf dan saham para alumni, sungguh biaya yang sangat besar hingga pa ary tak lagi menyisakan untuk kesensanngan dan tabungan dirinya. untuk apa semua itu?
dari pengelolaan pusat bisnis itu, akan ada keuntungan. apakah untuk pa ary? bukan, tapi untuk diwakafkan, agar rakyat miskin di negeri ini tersubsidi silang merasakan training ESQ. pernahkan berpikir sejauh itu?
Sebut saja abah joni, alumni dari jawa barat, karena dia yang diajak ikut ESQ duluan, sesudah ikut dia mewakafkan ratusan juta untuk training gratis, konsolidasi forum alumni gratis, dan sebagainya. itu baru satu contoh...
strategi, bahkan membuat kritik dan komentarpun gunakan strategi. kecuali orang2 skeptis, yang menyusun paragraf demi paragraf, seolah begitu ilmiah, namun sesungguhnya tidak fair. kenapa? karena yang diungkap haya hal2 yang mendukung argumen dirinya saja, tidak WISDOM
No comments:
Post a Comment