2/24/11

Layang-Layang


Hm, kayaknya 17 tahun yang lalu apa ya aku terakhir bermain layang-layang. Lama juga yah. Kemarin pas jalan-jalan susur rel menuju stasiun Cilacap melewati pemukiman, eh ketemu anak-anak bermain layang-layang.

Menyenangkan. Apa menyenangkannya? Menyenangkannya ya kalau layang-layang yang kita terbangkan bisa tinggi, dan kita sendiri yang menerbangkannya. Bukan orang lain yang menerbangkan, terus sesudah tinggi baru dipegangin kita. Puasnya beda itu.

Hidup seperti bermain layang-layang, pergerakan anginnya ghaib alias diluar kuasa pengetahuan kita. Makanya kadang oleng, mengendor, jatuh, bergesekan dengan yang lain. Saya cuma weling pada diri saya sendiri, dan sidang jamaah sekalian (khotbah jumat kali.., haha) : kalau pas anginnya lagi enggak baik, jangan buru-buru lembek deh, terus dikasihin ke orang. Kalau baru beberapa menit orang yang kita kasihin itu sebenarnya cuma megangin, tapi beberapa menit itu angin kembali baik dan layang-layang bisa terus diulur meninggi, wah tragis yoan.

1 comment:

  1. belajar dari layang layang
    prosesnya susah ketika baru melayang,dia hanya tergantung tali yang mengikat,akan ada goncangan,gesekan,kendor,keras,dan ketika dia ada di ujung langit,goncangan itu lemah,tapi resiko putus lebih besar,nikmati proses,itu kata pak bagus hernowo,semoga tali layang layang kita dikuatkan.amin

    ReplyDelete