1/12/11

Praktikum Tidak Bermutu

Kesampingkan soal lengkapnya alat, soal komplitnya tenaga ahli yang dimiliki, soal rapihnya silabus, bukan membahas itu kita disini.

Di Akatel saya tidak belajar skill, tidak belajar jiwa telekomunikasi, saya hanya belajar bagaimana dipaksa disiplin menumpuk laporan, jujur datang praktikum, tanggung jawab menghadiri pretest dan postest, visioner mengejar nilai diatas C karena C tidak lulus apapun alasannya, serta ikhlas memfotokopi modul sendiri sekalipun sudah membayar 65.000/modul.

Dan harus menghakimi diri sendiri bahwa saya adalah orang bodoh kalau diantara ketatnya ketentuan di paragraf di atas ada yang tidak sanggup saya penuhi.

Hm, disiplin itu bagus, visioner apalagi, ikhlas terlebih-lebih, tapi pertanyaannya, ibarat level-level kualitas teh, kualitas disiplin, visioner dan ikhlas macam apa si yang dihasilkan dari edukasi macam praktikum di Akatel itu?

Belum lagi dtambah bumbu, pretest yang tidak jelas juntrungannya. Praktikum yang yang textbook tidak boleh salah menyalakan Power saja harus atas lisensi asisten. Asistensi yang berkali-kali toh bentuknya cuma tanda tangan saja tidak dibaca acan. Dan bertebal-tebal laporan praktikum yang setelah lewat beberapa hari ujung-ujungnya juga dikilo.

Masih belum selesai, dan tidak pernah direview bagaimana output pencapaian kemampuan praktikan pasca praktikum. Kalau ada orang kampus yang membaca ini, silahkan untuk introspeksi sendiri, tidak usah merancang serangan balik untuk menintrospeksi saya. Saya sekedar seorang mahasiswa salah jurusan.

No comments:

Post a Comment