1/1/11

Sudah 2011

Terima kasih untuk teman-teman yang rela dengan sedia memberikan masukannya di penghujung 2010 kemarin. Ada yang meng-sms, "terus bagi-bagi rejeki!" ada yang sms "minta nasehat saja harus nunggu tahun baru", lan sapiturute, hehe. Tapi kalau yang paling banyak, dihitung-hitung adalah tentang menikah. "Menikahlah!", "Segeralah menikah", "Semoga lekas bertemu jodohmu", dan beberapa lainnya... . Semoga sms teman-teman, saudara-saudaraku semua menjadi bagian dari doa.

Ada sms-sms lainnya, diantaranya seorang teman yang menagih janji saya di penghujung tahun kemarin. Karena saya tidak mementingkan untuk menepati, sontak saya bikin alasan saja. Tetapi dibalasnya lagi "Santai saja, dan jangan mudah membuat alasan". Haha, jadi malu sendiri, awalnya membuat alasan adalah untuk menyelamatkan ego saya yang telat menepati janji, tapi eh, justru karena alasan itu, saya jadi ketahuan jeleknya, si tukang mudah membuat alasan.

Ego, memang masih mencengkeram begitu hebatnya, padahal saya tidak mudah lagi. tepat 4 bulan lagi sudah 24 umur saya. Ketika ada teman yang meng-sms, "melihatlah lebih luas...", sontak saja dalam hati ini protes, loh saya kan udah luas, enggak terdoktrin, membaca ini, itu anu dan ono lan sapiturute. Tapi beberapa menit saya diamkan ego itu, baru saya nyadar "Oh ya, saya memang kurang luas melihat, tahu apa saya tentang sepakbola, bisa apa saya tentang musik, paham apa saya tentang seni, pernah apa saya basket, ngerti apa saya tentang motor, weleh... terima kasih Hanie, sudah menyadarkan betapa cupetnya aku, kerdilnya aku.

Begitu juga ketika ada teman yang meng-sms "Segeralah menikah!", langsung saja berontak ini ego : "loh saya kan udah usaha, saya itu enggak nyari yang cantik kok, kenapa saya dituduh mempersulit diri dalam menikah?", lalu terdengar suara dari ujung sana "Loh, siapa yang menuduhmu mempersulit diri Key?", jeda beberapa lama, baru nyadar... Oh, iya, itu kan cuma anjuran berbalut doa, untuk bersegera. Toh kalau ditelisik, saya minta nikah cuma dalam doa-doa express, puasanya sekarang bolong-bolong, dhuha juga begitu, nderes pun demikian, sholat malam apalagi. Lah kok menyalahkan Tuhan belum mempertemukan saya dengan sang jodoh.

2011 yang mencekam, dimana sel-sel dalam tubuh saya akan mati bertubi-tubi, berganti menjadi tubuh yang lebih tua. Hii... mengerikan. Sungguh heran, apanya yang dirayakan, apanya yang disorakgembirakan dari peristiwa mencekam pergantian tahun ini.

Tapi ditolak, ataupun diterima, 2011 tetaplah datang. Menyambutnya dengan merunduk, berharap kualitas ibadah saya lebih bagus tahun ini, dan ditahun ini saya diperkenankan untuk "ditimbali" guna mengemban tugas-tugas mulia sebagai seorang manusia berguna, serta diijinkan "kepanggih" dengan partner sejati hidup.

"Ditimbali" & "kepanggih", adalah dua dari sekian banyak filosofi luhur nenek moyang saya di Tanah Jawa. Perhatikan arti dan makna kedua kata itu, itu bukan kata kerja aktif, kita lebih berperan sebagai obyek. Karena memang sikap yang paling harus ditingkatkan untuk menjadi pribadi yang "ditimbali" dan "kepanggih" adalah ikhlas, pasrah, perankan saja skenario kita, tidak usah memaksakan diri membuat skenario sendiri. Itu bukan tugas kita.

No comments:

Post a Comment