1/29/11

Substansi, Komprehensi & Implementasi

Dari sebuah buletin dakwah saya mendapat penjelasan tentang ihsan, ada contoh-contoh, dalil-dalil dan keutamaan ihsan. saya manggut-manggut.

Dari sebuah training saya juga diberi penjelasan tentang ihsan, bahwa ihsan itu seolah-olah melihat-Nya atau kalau tidak bisa ya merasalah dilihat-Nya. saya juga manggut-manggut.

Manggut-manggut karena paham atau manggut-manggut karena takut dianggap tidak mudengan? Dan dari sumber lain saya mendapat penjelasan lagi tentang ihsan, bahwa ihsan itu adalah tindakan yang baik, yang kalaupun tindakan itu tidak dilakukan, tidak ada resiko pelanggaran apa-apa. Penjelasan inilah yang menurut saya paling substansial, paling saya mudeng, bukan sekedar kepahaman definitif semata.

Substansi hendaknya diutamakan sebelum komprehensi. Kepahaman akan nilai inti sebaiknya didahulukan ketimbang hafalnya dalil yang mendukungnya. Karena berapa banyak perkataan yang terlihat indah, karena didalamnya included dalil-dalil, tapi ternyata tidak mengandung makna sebagaimana yang seharusnya.

Setelah belajar substansi, harus dilanjut dengan belajar komprehensi, belajarlah ke guru-guru ngaji.

Barulah belajar tentang implementasi. Siapa guru implementasi? gurunya diri kita sendiri. Kita berpikir sendiri, dicoba sendiri, dievaluasi sendiri, direnungkan sendiri, disempurnakan sendiri.

Jangan belajar komprehensi tanpa memahami substansi, jangan pula belajar keduanya tapi tanpa implementasi. Istilahnya mas Ryan Martian, ber-Islamlah secara praktis (praktikal).

No comments:

Post a Comment