3/13/11

Berdoa Eksistensi

Dalam suatu peperangan Ali bin Abi Thalib RA berhasil menjatuhkan musuhnya. Dengan sigap beliau langsung menindih dengan tubuhnya siap dengan pedang terhunus untuk memenggal. Dalam kondisi terjepit musuh Allah tersebut meludahi wajah Ali RA. Seketika itu juga pedang yang sudah siap dihunus diturunkan untuk membatalkan niatnya menghabisi musuh Allah tsb. Ketika ditanya, ”Mengapa engkau tidak melanjutkan niatmu untuk memenggal kepalaku?" Ali bin Abi Thalib menjawab,”Ketika aku menjatuhkanmu aku ingin membunuhmu karena Allah akan tetapi ketika engkau meludahiku maka niatku membunuhku karena amarahku kepadamu”.

Bersyukur masih punya rasa malu ketika mendengar kisah ini, aku teringat dengan anekarupa doa-doa di atas sajadahku. Doanya bentuknya memang kelihatan beraneka rupa, tapi sebenarnya semuanya ya satu, meminta eksistensi diri.

Ya Allah beri saya ini, ya Allah berikan dia padaku, dan bla-bla-bla. Walaupun terlihat sependek itu, tapi tentu yang sedang Dipanjati Doa tahu bahwa ada kata "agar" dibalik kalimat-kalimat doaku itu.

Beri saya ini agar saya eksis, berikan dia agar saya eksis, dan bla-bla-bla. Ketika eksistensi terganggu, sewot, ketika eksistensi terancam, resah. Ketika eksistensi dijunjung orang lain bangga. Padahal Sahabat di kisah itu saja, justru ketika mulai ke arah eksistensi diri, malah tidak jadi membunuh, yang jelas-jelas tinggal segoresan pedang saja.

Sebenarnya ini persoalan krusial tentang Tauhid, tapi mudah2an, satu bentuk kesadaran sederhana ini, walau baru nyadar, belum bisa berubah 100% merupakan salah satu hidayah Allah yang bisa mengangkat dari keburukan.

Ucapkan ameen...!
Ameen. 

1 comment: