2/21/12

Bae

Ada satu daerah di Kudus yang namanya 'Bae'. Jadi kalau anak kecil disana ditanya sama neneknya, nanti mau melanjutkan sekolah dimana? jawabnya : di SMA Negeri 1 Bae mbah...

Bae, relevan kalau di Kudus. Tapi, tidak relevan kalau di urusan jodoh. "Udah sama si xxx bae", "udah sama si yyy bae", "udah sama si zzz bae". Kalau suggestion semacam itu ditelan secara letterlux, itu seolah-olah ajakan untuk putus asa sesegera mungkin yah. Tapi tidak, ungkapan semacam itu dibaliknya adalah bentuk perhatian, support alias dukungan, jadi, jangan disalahfahamilah.

Tapi memang kalau dipikir-pikir yo agak menyebalkan juga si, karena ungkapan di atas itu ekuivalen dengan ungkapan ketika kita pergi ke toko buah, cari buah, tapi yang kita cari enggak ada "udah beli buah ini bae yang ada", hedew..... atau ketika kita kesorean ke terminal dan angkutan yang enak sudah habis, "udah naik ini bae".

Tidaklah, tidak perlu bae, karena jodoh adalah urusan yang sangat serius, tidak boleh kita memilih, menjatuhkan keputusan, karena perasaan keputusasaan yang sebetulnya tidak perlu itu ada perasaan semacam itu karena itu adalah perasaan yang muncul karena stigma & tekanan lingkungan.

Karena bahkan ketika CakNun tinggal pilih mau A apa Z, dari Ria Enes sampai Mba Neno, saat belum ditakdirkan Tuhan bertemu jodohnya juga dia cuma bilang "untuk urusan yang satu itu, saya gelap".

Yah, masih terus belajar...

No comments:

Post a Comment