2/20/12

Kesetiaan

Quote di slide di sesi Leadership Principle ESQ Training bunyinya begini : "People who never learn to obey, he never be a good commander"

Kesetiaan kepada kepatuhan adalah pasyarat mutlak untuk menjadi pribadi pemimpin yang berhasil. Ada yang menafsirkan dalil di atas yang entah siapa yang mengucapkan dan diriwayatkan oleh siapa tidak jelas itu begini : Makanya, kalau mau jadi bisnismen sukses, kerja dulu, biar tahu bagaimana nanti mengelola pekerja.

Sah-sah saja mah pendapat seperti itu. Walau aku tidak menyepakatinya. Kenapa? Memang betul, saat kerja kita bisa mengintip budaya kerja, budaya pekerja terhadap bosnya, budaya pimpinan terhadap bawahannya. Tapi seringkali, ilmu magang manajemen perusahaan itu terlalu kecil, tidak setimpal dengan setoran "terbonsainya nyali", "tergemboknya free will", "mengkerdilnya ambisi" dan ter-lock nya mind hingga tidak lagi bisa se-open dulu.

Istilahnya orang Jawa : "Mburu uceng kelengan deleg".

Namun demikian, aku juga tidak membenarkan bila aku dan teman-temanku kalau sudah tidak kerja, tidak juga belajar setia, setia kepada kepatuhan. Kebebasan itu bisa membelenggu loh. Kalau kita hanya "unlock your mind!", kemudian "just follow your pasionaet", terus apalagi ya, ini "kerjamu adalah istirahatmu", kalau kebablasan memegang kata2 itu dan semacamnya melewati koridor produktivitas, bisa-bisa mental kita yang porak-poranda. Mental yang porak-poranda itu adalah mental kesetiaan pada kepatuhan.

Kita jadi susah patuh, patuh pada jadwal yang kita susun sendiri. Patuh pada target kepuasan pelanggan. Bahkan sampai tidak patuh pada impian yang kita gantung sendiri. Berabeh to jadinya kalau itu terjadi...

Sekali lagi, lepas dari mau kerja dulu atau enggak kerja dulu, kalau kita tidak pernah belajar untuk memaksakan diri dan kemudian menikmati kesetiaan kepada kepatuhan, maka kita tidak akan bisa menjadi pemimpin yang baik, apalagi pemimpin yang extraordinary.

Camkan itu!!! *nunjuk awakku dhewe

No comments:

Post a Comment