Alat ukur seberapa yakin diri kita atas apa yang sedang kita kerjakan adalah tidak lain dan tidak bukan godaan dari jalan-jalan lain yang sinawang nampak lebih indah, mudah dan murah dari kerja keras.
Satu demi satu ilmu yang saya terima dari slide-slide seminar entrepeneurship dari 2005 lalu harus dibuktikan satu persatu, bagaimana godaan tentang ini dan itu, bagaimana jalan teman-teman yang terlihat lebih nyamleng. Kadang saya tergiur juga ingin melengos, ah, tapi apa iya disana saya tak perlu kerja keras? Andai ada satu tempat disana yang tak perlu kerja keras, bukankah pasti akan ada ribuan orang berduyun-duyun mengerubuti dan memaksa saya akhirnya harus kerja keras?
Saya masih mau tetap dijalan yang sedang saya jalankan. Saya percaya ilmu demi ilmu yang bergulir pada saya yang tidak setiap orang bisa mendapatkannya beberapa waktu belakangan ini adalah bentuk rejeki Allah SWT yang tidak diuangkan.
Dan bukankah pembeda antara orang beriman dan orang yang hanya merasa dirinya beriman padahal tidak beriman adalah ini : Orang beriman dikabarkan oleh Allah SWT bahwa rejekinya datang dari arah yang tidak diduga-duga. Maka orang yang merasa beriman tetapi masih meragukan kabar itu, dan melulu menatap prospek, bisa jadi dia belum benar-benar beriman. Yakin saja belum...
No comments:
Post a Comment