Seringnya "pengalaman" digunakan untuk hal-hal yang kurang pas. Alih-alih pengalaman dipandang sebagai sebuah kekayaan yang menjadi milik kita, banyak orang menggunakan pengalaman hanya untuk menjadi alat ukur kejadian-kejadian saat ini dan imajinasi-imajinasi di masa depan kita.
Atas alasan itulah, mengapa orang yang tidak memiliki pengalaman justru bisa melompat-lompat dengan lincah tak terukur secara rasional, sementara orang-orang yang terlalu banyak pengalaman justru berjalan lambat bahkan jalan di tempat. Orang yang tidak pernah berpengalaman membeli motor justru berani memikirkan mobil dan mimpi-mimpi besar lainnya, sedangkan orang yang sudah pernah berpengalaman membeli motor, lebih takut untuk memikirkan mobil apalagi yang lebih besar, karena setiap kali bayangan itu muncul, terpentalkan oleh pengalaman susahnya mendapatkan motor. Kalau motor saja susah, apalagi mobil.
Padahal, pengalaman adalah guru yang terbaik. Merasa kayalah dengan segudang pengalaman yang kita miliki, bukannya merasa terbatasi. Pengalaman tidak selalu bisa tepat untuk dijadikan alat ukur hari masa kini apalagi masa depan kita.
No comments:
Post a Comment