Kenapa banyak orang Cina atau sering disebut sebagai "keturunan" yang sukses sebagai seorang pebisnis? Jawaban sederhana tapi tepat adalah, karena banyak dari mereka yang berani mencoba.
Itulah bedanya mereka dengan kita, mereka banyak yang berani mencoba. Bagi mereka, jadi pegawai itu memalukan, setinggi apapun yang namanya pegawai tetap saja kacung. Karena itu, filosofi yang mereka pegang erat, lebih baik buka tempat jualan kecil-kecilan daripada ndaftar pegawai.
Maka tak heran, anak-anak yang masih sekolah mereka ajari untuk melayani dagangan, menjadi kasir dan merasakan aroma warung. Hueh, tak salah didikan mereka, sukseslah mereka secara finansial di masa depannya. Lalu, apa rahasia orang keturunan kok pada berani mencoba? Heumh, inilah... inilah... nini-nini kesogok bilah.... (Kata Mas Ase)
Bukan nekad, mereka mencoba. Mereka cermat melakukan hitung-hitungan, istilah jawanya "kadar seket be dietung" (cuma 50 perak aja dihitung). Ya, mereka tidak menggunakan dengkul untuk modal, mereka menggunakan otak. Bagaimana itu? Uang yang dialokasikan untuk modal usaha mereka bagi dua, pertama : uang itu untuk membiayai pembangunan tempat dan perkakas produksi. Kedua, mereka menyiapkan sejumlah uang untuk cadangan operasional.
Nah, inilah bedanya dengan kita. Kalau kita diminta membuat proposal bisnis, yang dihitung cuma biaya gedung, alat dan ubarampe produksi saja, sementara untuk cadangan operasional, cukup seiprit dua iprit. Akibatnya, pebisnis macam ini selalu saja mengeluh di awal-awal usaha karena cashflow tidak imbang. Dasar didikan kampus, kalau dikampus selalu mengejar nilai, di bisnis juga belum apa-apa sudah mengejar untung.
Bagaimana dengan Cina? Mereka bisnis itu niat rugi. Ada ajaran "berderma" alias sedekah dalam keyakinan spiritual mereka. Oleh sebab itu, kalau di awal mereka tekor, cashflow nggak imbang, tidak nutup untuk bayar ini dan itu, ya tenang-tenang saja, modal yang dialokasikan untuk cadangan operasional sudah diperhitungkan untuk mencukupi masa-masa tekor yang mungkin nggak sebulan-dua bulan lamanya, bisa setahun lebih tuh.
So, bukan hanya tidak bisa makan, pebisnis macam di atas energinya kebanyakan negatifnya coz mengeluh terus... beda dengan Cina, "santai saja, bisnis memang begini". Terlebih Cina sudah dididik untuk bahagia walau prihatin.
So, itulah caranya agar kita berani mencoba. Cukupkanlah kantong cadangan untuk sekedar makan dan hidup prihatin berpayung jamkesmas selama bisnis kita belum mengorbit, 1 atau 2 tahun sabar saja, malah bisa lebih. Hm, pertanyaannya, bagaimana kalau duit cekak? Hey, ini nih pebisnis modal dengkul, plis deh, kalau modal duit cekak, ya lagi-lagi pakai otak.
Otak diapain? dijual? jan, pertanyaanmu lho...
Nih, gunakanlah otak untuk :
1. berpromosi dengan uang minim tapi segmen padat
2. mencari tambahan modal, tapi jangan meksa
3. buka internet dan sapalah Pak Miming di Facebook, minta dia mengasah otakmu, agar kamu bisa ngemplang bayar listrik tanpa dicabut, menunda angsuran tanpa dimarahin, dan bisa tetep makan walau kondisi bangkrut...
Sekali lagi, pakai otak, BUKAN dengkul. You know?Piss... wallahu 'alam
No comments:
Post a Comment