Kalau ada orang baru, datang dan bertanya ini dan itu ke saya, saya kok jadi terkagum-kagum sama keadaan saya sendiri ya. "Wohiya, kenal sama ini to?", "oh, udah pernah ini?"..."sama itu kenal juga", "gimana waktu itu kok bisa gitu"?
Wah, ternyata akses saya sudah banyak juga ya, ini itu, dari tukang jahit terpal sampai tokoh nasional kenal. Begitu juga aset saya, dari mulai harta bergerak juga pengalaman-pengalaman immateriil. Dari pengalaman bangkrut sampai pengalaman dikomplain sana-sini.
Sayangnya, saya terlalu sibuk menggerutu hal-hal yang berjalan dengan tidak ideal, target-target yang belum tercapai, capaian baru yang baru dicanangkan dan belum dijalankan. Sampai-sampai saya lupa untuk mengingat kekayaan diri saya, lupa untuk bersyukur dalam sedalam-dalam syukur.
No comments:
Post a Comment