10/28/09

Kalau Bisa Dikerjakan Bersama, Ngapain Dikerjakan Sendiri

Watak dasar manusia dalam memburu kesuksesan adalah "serakah". serakah adalah ranting dari cabang pohon egoistis. Dalam ajaran agama kita diajarkan untuk tidak egois, karena keegoisan justu akan membuat seret datangnya rejeki. Karena itu kita diajarkan untuk berbagi-berbagi dan berbagi.

Apakah ilmiah nasehat untuk tidak egois itu? Ya, kalau memang doktrin agama diragukan, mari kita berangkat dari logika-logika sederhana berikut ini :

1. Modal knowledge

Ada 3 modal : yakni modal fisik, modal manusia dan modal ilmu pengetahuan (knowledge). Dari ketiga itu mana yang paling penting? Kita ambil contoh teh botol sosro, berapa modal fisiknya? cukup sepersekian liter teh yang harganya mungkin di bawah 300 perak. berapa modal manusianya? cukup tenaga terlatih bahkan sekelas buruhpun yang dilatih bisa memproduksi. Lalu berapa modal knowledgenya? knowledge yang menghasilkan inovasi dimasukannya teh ke dalam botol, lalu teh itu bisa dibuat tahan lama, dan strategi promosi bisa meningkatkan nilai jual dari 300 perak teh menjadi 2000 rupiah bahkan lebih di tempa-tempat tertentu. Yah, modal knowlegde mempengaruhi hingga meningkatkan nilai awal hingga 500% lebih.

Nah, kita mengenal falsafah 2 kepala lebih baik daripada 1 kepala. Karenanya, memang dengan sendirian kita bisa menyiapkan teh, bisa mengerjakan proses produksinya dan tidak perlu membagi-bagi keuntungan dengan yang lain.

Tetapi, apakah dengan sendirian kita lebih PD melakukan inovasi, manuver dan gebrakan knowledge untuk melejitkan teh itu menjadi nilai yang semakin berlipat dari waktu ke waktu?

Dengan bersama-samalah inovasi tersmart bisa diciptakan tanpa henti. Sendirian memang mudah untuk bertahan, tetapi bersama-sama itu lebih mudah untuk berkembang.

Orang serakah tidak bisa memahami ini...


2. Kita bukan robot

Manusia bukan robot, adakalanya semangat menyala-nyala, adakalanya redup. Dalam suatu sistem manajemen profesional, hal itu bisa ditepis dengan adanya aturan dan penerapan standar operasional yang ketat. Oleh karenanya, fluktuasi kurva gairah tidak terlalu berpengaruh dalam output kerja.

Tapi ingat, sistem manajemen tidak ada yang terdiri dari satu orang. suatu sistem hanya bisa dibentuk dengan bersama-sama.

Karena itu, jangan angkuh disaat kuat, kekuatan itu tidak selamanya...


3. Kita tidak di medan perang satu lawan satu

Tahu tela-tela? bagaimana makanan itu menjamur di banyak kota tapi beberapa bulan kemudian hancur luluh lantah hanya tersisa satu dua outlet? Sekalipun hancur, sang pioner sudah mampu meraup laba hingga 2 milyar lebih kabarnya.

Salah satu sebab hancur adalah tidak terkendalinya jumlah pertumbuhan, tidak terkendalinya jumlah pertumbuhan adalah akibat terlalu banyaknya pembajakan, pencontekan model usaha.

Yah, ada berapa banyak orang yang mengatakan "wah, kalau cuma bikin begitu sendiri juga bisa, ngapain beli-beli franchise...". Ini adalah satu indikasi penyakit bodoh, serakah bin maruk masyarakat kita (satu lagi : tidak menghargai hasil karya cipta orang).

Memang, sepintas orang yang meramu sendiri resep tela-tela bisa berhemat karena tidak perlu franchise. Tapi coba terbuka dalam berpikir, memang resep bisa dijiplak, tapi apa metode pengembangan usaha bisa dijiplak dengan gampang juga? jawabannya : TIDAK.

coba, kalau tidak egois, tidak mementingkan diri sendiri, bergabung saja dengan tela-tela, beli saja franchise itung-itung memberikan penghargaan pada sang penemu, lalu semua pemilik outlet duduk bersama, merumuskan strategi pemasaran dan pengembangan bersama-sama, ada ribuan otak disana berpadu untuk kesuksesan bersama. Bayangkan berapa dahsyatnya komunitas pengusaha singkong itu?

Yah, persaingan di dunia luar bukan satu dua orang, tetapi ribuan, dengan kelebihan dan keunikan mereka masing-masing. Jangan hanya karena merasa bisa menangani produksi sendiri nekad maju ke medan perang bisnis seorang diri, mati konyol namanya...

semoga kita bisa sukses bersama!


4. Network yang paling ampuh

Yah, pemegang kekayaan di masa depan bukan mereka yang memiliki produk, tetapi mereka yang memiliki network. Dan network yang paling ampuh adalah NAMA YANG DIKENAL LUAS. ada dua pilihan membanung nama yang dikenal luas.

cara pertama adalah memangunnya seorang diri, misal membuat buku. bisa jadi mudah membuat buku, tetapi membuat buku yang best seller, tantangan berat itu. apalagi membuat buku yang fenomenal, tantangan dahsyat itu. Tentu, kita tidak ingin orang mengenal diri kita sebagai orang biasa-biasa saja karena mereka melihat buku kita biasa-biasa saja pula. Gagal donk target menciptakan nama yang dikenal luas.

Dan cara kedua adalah dengan membangun nama itu bersama-sama. misal sekelompok anak sekolah menyisihkan uang sakunya untuk membuat media pelajar, lalu media itu rutin terbit dan menjadi sesuatu yang unik dan menjadi pusat perhatian selama berbulan-bulan. Praktislah nama media itu akan mengenalkan secara tidak langsung satu demi satu nama yang mengusungnya.

Sehingga, sekalipun masing-masing pembuat media itu memiliki keinginan yang berbeda-beda, satu ada yang ingin bermain monopoli, satu ada yang ingin bermain uno satu ada yang ingin bermain cekrik satu ingin bermain domino, itu tidak masalah. yang penting Nama dikenal, artinya kita sudah punya pondasi dan lantai, selanjutnya tinggal bikin saja ruangan dan membuat sekat masing-masing di atasnya. toh semua orang sudah mengenal bangunan itu.

Kenapa sinetwork itu penting? dengan memiliki network, maka 80% modal sudah di tangan. Jadi, lebih mudah mana membangun nama sendiri atau bersama-sama.


5. Kekuatan Anti-Duplikasi

Salah satu keunggulan perusahaan-perusahaan multinasional Jepang seperti Matsushita dan Toyota disamping karena tingginya loyalitas karyawan didalamnya adalah karena begitu komplikasinya subkontraktor penyelenggara usaha itu.

Bisa dibayangkan, untuk menghasilkan sebuah mobil saja diperlukan ratusan perusahan yang berbeda-beda. Mereka mungkin perusahaan kecil-kecil, yang membuat kaca ada sendiri, yang membuat pintu ada sendiri, yang membuat jok ada sendiri, yang membuat mur ada sendiri, yang membuat label harga juga ada sendiri.

Saking banyaknya perusahaan pendukung itulah perusahaan besar penghasil mobil dan sebangsanya itu amat sulit bahkan hampir mustahil untuk ditiru, rumit.

Yah, mereka tidak maruk.


6. Kita bukan malaikat

Tidak ada satupun manusia, sekalipun yang belajar 24 jam sehari tanpa henti lalu dia menjadi sempurna. Karena itu persoalan kesuksesan manusia adalah persoalan fokus, ada plus ada minus dalam diri kita, tinggal fokus saja di plus. Lalu bagaimana dengan minusnya? serahkan pada orang lain untuk melengkapi.

Regards


Umz Rizky Platinum Way

No comments:

Post a Comment