3/23/10

Jawaban Kenapa Target Tidak Tercapai

Apa yang kamu pikirkan ketika hari H tiba dan target belum terwujud?
1. Ah, aku terlalu tinggi membuat target
2. Dasar memang ilmuku belum sampai untuk mewujudkan itu
3. Keberuntungan belum berpihak padaku
4. Setelah ini aku tidak akan membuat target besar-besar, percuma
5. ...(silahkan diisi sendiri)

Gara-gara big-target yang seharusnya membesarkan, eh malah jadi mental inferior lagi.  Lah pegimana lagi coba? Jadi nyerah nih...

Pertanyaan "kenapa target tidak tercapai?" saya temukan jawabannya dari seorang guru terhebat saya, Pa Zainal Abidin namanya. Ini kata beliau :

"Kemampuan adaptasi manusia, lebih tinggi pada kemampuan menghadapi kesulitan hidup daripada melakukan perubahan untuk kehidupan yang lebih baik ..."

Jadi mengerti yah, bahwa yang membuat sebuah target itu tercapai bukanlah target itu sendiri, tetapi apa roket pendorong yang kita sematkan di balik target itu. Apakah dorongan untuk hidup lebih baik, atau dorongan untuk menghindari kesulitan?

Cobalah merenung sejenak, akan panjang kalau di-note-kan pembahasan tentang target-target mengecewakan yang tidak sebaiknya dibuat ulang lagi ini. Saya jadi teringat obrolan dengan sahabat baik saya di SMP, Igi Ardiyanto namanya, dia bilang kira-kira begini, membuat artificial inteligence itu biasa, membuat artificial ini dan itu juga biasa tetapi membuat artificial kepepet baru luar biasa.

Apa itu artificial kepepet? ya, dorongan yang sama kuatnya seperti dorongan yang dimiliki oleh orang kepepet tanpa harus kepepet terlebih dahulu. Maka, mari kita inventarisir target-target kita, lihat roket apa yang ada dibelakangnya, dari jenis roket yang digunakan kita sudah bisa memprediksi, target akan tercapai atau target akan tidak tercapai.

Dan, inilah klasifikasi kelas-kelas orang calon sukses :
1. Orang yang kepepet
2. Orang yang memepetkan diri
3. Orang yang tahu caranya membangkitkan energi kepepet tanpa harus kepepet dahulu

Semoga dalam beberapa hari ke depan saya bisa memposting note yang mengupas artificial kepepet secara lebih lengkap, dalam dan aplikabel.

No comments:

Post a Comment