3/26/10

Susah Sukses kalau tanpa Modal Kacamata Kuda

Memang modal pertama yang harus kita miliki untuk memulai berbisnis adalah membeli kacamata. Ya, bukan kacamata sembarangan, tetapi kacamata kuda. agar diri 'kita' tidak neka-neko, bisa 'Kita' kendalikan dengan baik.

Betapa tidak terkendalinya ketika melihat, wow dia sudah bisa begini, dia sudah bisa menghasilkan itu. Karena sibuk melihat kiri kanan, bukannya berjalannya menjadi semakin cepat eh malah tersandung batu, jatuh deh. Kalau memang kita memutuskan mau banyak melihat, ya syaratnya kita harus profesional, coba lihat sisi sebaliknya, berapa banyak mereka yang kelasnya sudah di atas kita, modalnya di atas kita, tetapi juga utangnya di atas kita, ketidakmapanannya juga di atas kita.

Mungkin kita masih berkelit, loh, tapi kan setidaknya bisa begini begini begitu begitu. Ya sudah, jangan dilihat itunya, lihat apa penyebab dia bisa begini begini begitu begitu. Bisa jadi tidak ada jawaban lain kecuali kemungkinannya ia mencari pesugihan babi ngepet atau kemungkinan kedua adalah karena proses yang ia jalankan berkualitas.

Sebetulnya di era informasi saat ini, bekal nilai-nilai dasar dan pola-pola umum untuk mencapai keberhasilan secara finansial sudah tersedia dimana-mana, tinggal kita serap sebanyak-banyaknya lalu pasang kacamata kuda kita dan berjalanlah mempertahankan diri dengan ketekunan. Asal proses berkualitas, sudah itu, cukup. Titik.

Dan omong-omong soal proses berkualitas, pasti berkaitan dengan dua hal, yaitu apa dorongan terkuatnya dan apa tarikan terkuatnya. Kalau dorongan terkuatnya bukan karena menghindari kesengsaraan hidup dan kalau tarikan terkuatnya belum karena ingin mendedikasikan sesuatu untuk seseorang atau hal lain di luar diri kita, dijamin pasti, kualitas berproses kita masih bisa dimaksimalkan, belum pol.

Yohanes Surya mengenal konsep ini dengan istilah Krilangkung yang merupakan akronim dari Kritis-Langkah-Tekun. Ambil resiko sebesar-besarnya agar kita terancam sekritis mungkin, bahkan sampai jatuh ke kondisi kritis itu tak masalah, melangkahlah bukan menyawanglah, menyawang hanya membuat kita kesal, bingung dan limbung, dengan melangkah itulah pencapaian bisa kita peroleh dan terakhir tekunlah.

Kalau kata Hani Sutrisno, perlakukan bisnis seperti bayi kita, untuk membesarkannya dengan sehat, berikanlah perhatian padanya dengan tekun, kalau dia sakit, sembuhkanlah sampai sembuh. Masa kalau dia bayi kita dan sakit, lalu kita tinggalkan dan kita buat bayi baru. Memangnya bayi yang baru tidak akan sakit juga nantinya.

No comments:

Post a Comment