12/3/09

Dua Modal Fokus yang Bisa Kita Pilih : Total Competency atau Total Synergy

Oh iya, ternyata ada dua cara untuk fokus, dan dari cara ini saya menilai dan memang lebih comfort buat saya jalani yang kedua :

Cara pertama : Kita Fokus pada satu hal, ibarat sungai, kita fokus pada satu sungai, kerjakan dari hulu ke hilir, fokus ke sungai itu, abaikan dulu sungai-sungai yang lain.

Cara kedua : Kita fokus pada satu bidang, ibarat sungai, kita fokus di hilir, kilometer kesekian dari muara saja, atau kita fokus ke hulu, bagian mata air saja, dan semua sungai kita jamah.

Kedua-duanya adalah bentuk fokus kan? Bedanya, fokus model pertama membuat kita membatasi diri dari sungai-sungai yang lain. Dan fokus model kedua membuat kita membatasi diri dari bagian-bagian sungai yang sedang kita kerjakan.


Itulah, maka modal untuk fokuspun ada dua, yang tanpa salah satu modal ini kita kuasai, ibarat lup yang lebay, sefokus apapun kita tidak akan bisa membakar kertas, tidak akan bisa menemukan tempat baru yang ada listriknya.

Cukup kuasai salah satu dari ini, kita bisa fokus. Kuasai Total Competency, yakni menguasai semua keahlian dari pekerjaan melebarkan hulu sampai mengeruk hilir, agar sebuah sungai bisa tertangani sendiri, agar waktu kita juga tidak banyak blank karena kita telanjur memilih membatasi diri untuk menjamah sungai-sungai lain.

Kedua, kuasai Total Synergy, yakni menguasai semua nama dan jenis sungai yang ada, tidak peduli kita hanya bisa menderaskan mata air di hulu, tanpa tau teknik mengeruk  hilir atau menjernihkan muara, yang penting ketika ada waktu blank kita tidak kebingungan mau mengerjakan apa karena selalu ada sungai lain yang mata air di hulunya perlu kita tangani.

Soal betapa pentingnya fokus (The Power of Fokus) tidak perlu dijelaskan disini lah, semua sudah paham tanpa fokus sukses adalah mustahil. Tinggal kita, mau fokus model pertama atau model kedua?

Kalau mau model pertama, biar sukses, ya konsisten saja, tidak usah mikirin sungai-sungai lain. Jangan semua-muanya mau kita garap. Satu sungai saja sampai sebesar Mahakam. Biarin aja dibilang keras kepala, tidak melihat realita.

Kalau yang kedua, dan mau sukses, juga konsisten, percayakan hal-hal yang bukan bidang kita ke orang lain, jangan semua-muanya harus kita urusi? Buat setiap hulu sungai satu persatu jadi indah, lupakan hilir dan muaranya percayakan ke yang lain. Biarin aja dibilang egois dan tidak peduli.

Bilangan mereka dasarnya apa si? Yang penting dasar kita kuat, udah. Titik.

No comments:

Post a Comment