Ini film pertama yang membuatku tersedu-sedan. Kalau film yang membuat bisa jadi menangis si banyak, ini lebih dari itu. Kalau di training yang leadershipku, Naim sang asisten selalu menyebut bagian 2 materi terakhir yakni "Syinergi" dan "Love & Success" sebagai sesi puncak training ini.
Begitu juga dalam scene yang memiliki pesan moral "Synergi", "Love" & "Success" di menjelang akhir film Riri RIza yang launch perdana 17 Desember kemarin ini.
Synergi
Sejak awal-awal SMA, Jimbron, Aray dan Ikal sudah membiasakan diri menabung, bedanya Jimbron si Kuda-dicted ini dengan yang lain adalah dia punya 2 celengan berbentuk kuda sekaligus. Keduanya diisi sama, Setelah lulus dan Aray juga Ikal memutuskan pergi ke Jakarta, ternyata Jimbron memberikan celengan kudanya, satu untuk Aray, satu untuk Ikal.
Itulah synergy, seolah orang lain lebih penting dari dirinya. Jimbron sungguh luar biasa, siapapun yang jadi Aray maupun Ikal tidak akan menahan haru yang begitu dalam kalau memiliki sahabat seperti Jimbron.
Dan hadiah yang pantas buat Jimbron, setelah ditinggal pergi kedua sahabatnya bersama dua kuda--celengan--nya, akhirnya dia bisa mendapatkan Laksmi pujaan hatinya.
Love
Cinta bukan pemuasan kebahagiaan diri oleh orang lain. CInta adalah dedikasi. Scene Jimbron yang memberikan dua celengan kudanya diawali dari scene berpamitannya Aray dan Ikal dengan Ibu, Bapak dan dua gurunya, Pak Mustar sang Kepsek dan Pak Balia yang selalu mengajak murid-murid yang ia panggil dengan sebutan "Sang Pelopor" untuk memekikkan kata-kata inspirasi di awal dan di akhir pelajarannya.
Cinta adalah persembahan. Biarpun pernah nakal, berkali-kali malah, pernah juga mengecewakan, tetapi tetap seseorang bisa mempersembahkan sesuatu. Salah besar kalau terlalu dini menghakimi diri, apalagi menghakimi orang lain tidak punya cinta. Scene yang luar biasa, tak bisa dilukiskan ulang dengan sehalaman notepad.
Success
Masih ingat novel keempat Tetralogi Laskar Pelangi, "Maryamah Karpov", halaman 200 paragraf paling bawah? Judul babnya 16 Mei? Yah, Aray dan Zakiah Nurmala, sang pujaan hati yang begitu susah ditaklukan sedari awal SMA akhirnya menikah. (Haha, hati-hati ini buat yang apatis, jangan-jangan akhirnya luluh seperti Zakiah Nurmala pula, hehe).
Dengan perjuangannya yang tidak gampang, si Aray di atas kapal dengan lambaian tanggannya dan si Zakiah Nurmala dengan senyumnya dari pinggiran pantai.... Ah, indahnya sukses, tak terlukiskan...
No comments:
Post a Comment