12/1/09

Minat Bersama

Dalam training hari pertama MCB (Mission & Character Building) ada moda materi yang sangat mengesankan bagi siapapun yang mengikutinya : Visi, Misi, Nilai dan Peran.

Keempat hal itu merupakan kosekuensi logis yang harus diterima oleh setiap insan. Sebuah konsekuensi logis yng terjadi akibat adanya interaksi. Interaksi adanya ya dalam kolaborasi. Tanpa adanya interaksi dan tanpa adanya kolaborasi, keempat hal tersebut tidaklah diperlukan. Kita tidak perlu mencapai sesuatu, bahkan tidak perlu mengerjakan sesuatu, tidak perlu memegang sesuatu dan tidak pula perlu menjadi sesuatu.

Mau telanjang ya telanjang saja, mau tidur terus-terusan yang tidur saja, toh hidup sendirian inih. Namun, tidak begitu ketika kita berada dalam rimba raya bernama society.

Nah, apa sesungguhnya keempat hal itu?

Manfaat Bersama
Dua orang atau lebih mengejar satu pencapaian tertentu yang disebut hasil, apabila dalam bayangan hasil yang sedang mereka kejar terdapat unsur-unsur yang masing-masing pihak pencapai akan merasakan manfaatnya, itulah namanya se-Visi.


Ketika salah satu atau segelintir dari mereka tidak lagi menembukan bayangan akan manfaat yang akan mereka peroleh ketika sesuatu kondisi itu tercapai pada suatu saat nanti, maka masing-masing akan mengubah dan membuat visi baru.


Minat Bersama
Sesuatu dikerjakan bersama-sama dengan baik diawali dengan adanya kesamaan minat. Tanpa ada minat, mana mungkin seseorang mau melakukan. Begitu pula ketika minat ada, tetapi kemudian hilang, maka seolah break, bahkan selesai misi itu.


Minat itu seperti nyala lampu di gerobak martabak unyil, yang ketika meredup, pusinglah dia. Hm, tapi kalau kita masih memiliki visi, masih ada terbayang manfaat bersama, maka ketika lampu itu redup, gampang saja kita ganti dengan lilin, sementara lampu kita charge ulang. Itu salah satu cara mensiasati tetap menyalanya minat, agar misi tetap berjalan. Itu kalau visi masih terbayang penting untuk dicapai si.


Kesepahaman Bersama
Relatif, begitulah hukum nilai yang ada dalam pemahaman manusia. Dualitas sifatnya, artinya bisa dilihat dari satu sisi sebagai positif, bisa juga dilihat dari satu sisi sebagai negatif. Misalnya aktivitas membebaskan, bisa ditangkap sebagai aktivitas membiarkan. Misal pula aktivitas total action, bisa juga diartikan sebagai mendominasi. Misal juga aktivitas fleksibel, bisa juga dinilai sebagai melalaikan tanggung jawab. Juga aktivitas konsisten, bisa dimaknai sebagai sifat kolot.


Tekstual nilai-nilai dasar kehidupan hanya akan benar-benar hidup ketika dimaknai dalam paparan konteks. Tanpa pemahaman kontekstual, semuanya terlalu umum. Oleh karena itu penting, untuk merancang kesepahaman bersama, agar sikap-sikap yang diterapkan tidak disalahrafsirkan, tidak disalahpandangi, tidak disalahnilaii, tidak juga disalahmaknai.

Nilai hanya akan hidup bila semuanya memahami. Dan syarat memahami adalah adanya keterbukaan berpikir. Dan syarat keterbukaan berpikir adalah ditepisnya arogansi diri.



Kesepakatan Bersama  
Tidak akan selesai sebuah karya penggarapan sesuatu hal kalau tidak adanya pembagian peran. Karena tidak bisa semua fungsi dijalankan secara seragam. Juga tidak pula menjadi expert orang-orang yang tidak konsisten pada fokusnya, tidak fokus pada perannya.

Dan syarat berjalannya masing-masing peran adalah adanya sesuatu yang disepakati bersama.

No comments:

Post a Comment