Pagi-pagi sudah dapat pelajaran. Tadi di GOR, jalan-jalan mengamat-amati, eh ternyata eh ternyata, ada pelajaran yang terselip diantara padatnya penjual-penjual di pasar kaget yang meramaikan GOR Satria Purwokerto tiap minggu ini.
Pelajaran pertama : Ternyata bukan hal yang mustahil aki bisa menyalakan lampu neon. Lah, disana aki bisa dipakai untuk menyalakan spekaer, bahkan printer dan laptop. Yang mustahil itu, kalau kita tidak mengusahakan apa-apa eh tiba-tiba tuh aki bisa menyalakan neon dengan sendirinya.
Pelajaran kedua : Ada seorang bapak yang sudah berumur, dia bawa laptop yang enggak lebih bagus dari laptop kita, dia siapkan box dari kain yang dikerangkai besi-besi bekas, laptop itu disambungkan dengan webcam yang kayanya nggak lebih bagus dari webcam kita, terus printer model jadul yang levelnya jauh lah di bawah R230 punya.
Tapi dia bisa jualan, jualan photobox di GOR. Yah, nggak pentinglah omzetnya berapa, itu nanti. Tapi yang penting saat ini adalah, karena alat-alatnya yang sederhana itu, ditambah modal template dan sedikit kemampuan mengolah-olah gambar (desain yang dipakai standar banget kok) dia bisa menuangkan kreativitasnya dalam bentuk tindakan nyata.
Mengubah ide menjadi gizi. Loh iya, dari angan-angannya, dia pacu dengan kemauan, dia lengkapi dengan peralatan, dia wujudkan dalam bentuk jualan, hasilnya bisa buat istri pergi ke warung, anak-anak bisa makan dan mendapat asupan gizi.
Ini teguran bahkan tamparan luar biasa keras bagi saya, betapa selama ini terlalu gamam dalam bertindak. Merasa laptop kurang bagus, printer kurang top, kemampuan desain kurang yahud, kualitas cetakan kurang prima, terus apalagi, terus apalagi?
Saya terlalu egois, kenyamanan pikiran lebih penting ketimbang berapa banyak nafkah yang harus saya wujudkan, berapa banyak ide yang seharusnya bisa saya bumikan. Merasa kurang ini kurang itu, padahal sebetulnya yang ada disekeliling saya sudah lebih dari cukup, luar biasa tak terkira, hanya karena terlalu pandai saya.
No comments:
Post a Comment