12/9/09

Jangan Punya Cita-Cita!

Di Blog yang namanya The Power of Dream kok ada judul postingan begitu?

Ada banyak orang, mereka punya cita-cita, tetapi kesehariannya penuh dengan gerutu keluh kesah, karena cita-citanya tak kunjung menjelma nyata. Di bagian lain dunia, banyak orang, mereka tak punya cita-cita, tetapi kesehariannya penuh dengan tahap demi tahap kecil yang membuat hari demi harinya meningkat.

"Jangan punya cita-cita, kalau kau tak mendapatkan power dari itu",

Itu lengkapnya,

"ujar2e nikah kuwi gampang apa?kok nggampangke? Lah ora nggampangke kepriwe, sing kaya ngene be kowe ora bisa ngatasi, lah mengko ujar2e ora nemu masalah kaya kiye?",

Menikah, betulkah itu sesuatu yang pantas untuk aku cita-citakan? Sementara aku begini adanya hari ini? Begini adanya bagaimana? Ya begini ini, serentetan problem interpersonal tak bertemu titik solusi, tak menemukan sudut clear.

Dari waktu ke waktu hanya bingung, bingung dan bingung. Sempat terpikir menikah akan jadi solusi. Tapi kemudian melayang pikiran selanjutnya, bukankah pendamping kita juga bisa berlaku hal yang sama? Menuntut diperhatikan, setelah diperhatikan menuntut untuk tidak terlalu dicampuri, pesoalan jenuh, persoalan mosi tidak percaya, muncul keinginan-keinginan egois, pada satu kondisi malas untuk mengerti. Dan seterusnya.

Maka yang terbesit berikunya adalah, "kalau aku tidak bisa menyelesaikan persoalan ini, artinya aku belum siap untuk menikah".

Ah, tapi kata-kata itu bernada penghakiman sekali, destruktif sekali nampaknya. Sampai akhirnya besitan terakhir tadi siang di jalan, "apapun yang terjadi dalam upayaku menyelesaikan masalah ini, akan menjadi sangat berharga untuk bekalku menghadapi persoalan-persoalan pernikahan interpersonal didalam pernikahan nanti."

Untuk alasan inilah aku harus terus mencari solusi

No comments:

Post a Comment