Mungkin (sangat mungkin) nanti ada satu fase dimana saya jadi seorang dosen, wah berarti saya S2 donk? bisa iya, bisa juga tidak. Yang jelas, waktu itu jadi dosen di kampus milik sendiri, entah saya rektornya, entah saya ketua yayasannya, entah saya ketua dewan pembina yayasannya.
Mengajar mata kuliah kewirausahaan, atau lainnya. Yang jelas, saya terinspirasi oleh Pak Balia juga terinspirasi oleh para trainer yang materi dan raut mukanya saat training tak terlupakan, juga terinspirasi oleh training-training saya sendiri. Yah, dosen adalah profesi dimana ia mempunyai peluang besar untuk menjadi seorang inspirator bagi mahasiswa-mahasiswanya.
Amat disayangkan, banyak dosen tidak memanfaatkan peluang besar itu, hanya menganggap profesinya sebagai ladang mengebulkan dapur dan meninggikan kehormatan diri.
Dan mungkin (sangat mungkin) istri saya menjadi seorang penjaga apotek, tetapi sekaligus sebagai pimpinan pengelolaan apotek yang kami miliki bersama dalam naungan jaringan entrepreneur-communitty yang saya bangun.
Entah iapotek itu ada buka praktek dokter apa saja, yang jelas dia bukan sebagai pelayan para dokter itu, dia adalah manajer para dosen, yang menentukan jadwal, yang menentukan tarif normal, tarif subsidi silang dan tarif hemat untuk orang miskin agar tidak ada pasien yang terbebani, tetapi klinik yang satu atap dengan apotek kami itu tidak rugi.
Ada transit room di apotek itu, ada transit room pula di kampus, tapi tetap kita tinggal di perumahan yang masjidnya makmur dan semakin makmur atas kehadiran kita. Mungkin (sangat mungkin) Saphire Regency yang di dekat stasiun, atau entah lainnya, yang jelas di Purwokerto.
Hm, coba si buka-buka postingan saya di blog ini di masa lalu, banyak tulisan yang saya tulis pada kondisi belum ada yang saya tulis, eh selang berapa lama, jadi ada. Contohnya adalah telepon dan internet, dulu saya cuma tulis sebagai "ingin", dengan perjuangan panjang, diserahkan ke si A, tidak becus, ke B tidak serius, ke C ogah-ogahan, ke D dijalankan dengan terpaksa, eh selang 13 bulan berlalu akhirnya terwujud, kita bisa gratisan internet di L22 bahkan untung hingga hampir satu juta perbulannya dan sekarang kerasa sekali manfaatnya ketika harus perpanjangan kontrak.
Dan, apakah cukup dengan hampir satu juta itu? Tidak. Saya punya masterplan, ya saya punya, agar menjadi 10 juta sebulan untungnya atau bahkan lebih. Memang bisa? Khayal sekali? Ah, dulu saja pas jamannya hanya ada 1 komputer dengan RAM 128 tanpa internet juga hampir satu juta perbulan adalah sesuatu yang khayal sekali menjadi nyata.
Nanti lah, yang lebih penting dari memacu keuntungan finansial adalah bagaimana memberi ruang bebas bagi setiap individu untuk mengembangkan diri. Seperti ruang bebas yang diberikan Ibu dan Bapak saya untuk belajar, hingga menjadi seperti sekarang ini dan seperti saya di masa depan.
Salam Semangat
No comments:
Post a Comment