Jangan melihat dari sudut pandang diri sendiri, itu pesan besarnya. Ya, bagi Yiyi dan Ifa, anak umur 7 dan 12 tahun perjalanan pertama kali ke Jogja bagi mereka adalah perjalanan yang seru! buktinya, sepanjang jalan tidak pernah tertidur, baru di akhir, ketika kereta super-ekonomi Logawa jurusan Surabaya-Purwoekerto berhenti di Stasiun Tambak, salah satu dari mereka tertidur.
Serasa jadi Backpaker, begitu kata mereka. "Loh memang tahu backpaking?" itu pertanyaan saya ketika mereka nyemlong itu, oh katanya ada di TV. Oh, pantas saja dari awal mereka tidak susah diajak untuk ngirit.
Ya, biasanya naik mobil kemana-mana, atau se-seru-serunya ya naik motor, terakhir perjalanan bersepeda motor menembus hutan gunung sawah ya menuju lautan di perbatasan kebumen dan Cilacap, pantai Karangbolong namanya.
Tapi kali ini dengan kereta, karena bekal sedikit, maka harus ngirit. Turun di stasun Kroya 5 menit sebelum kereta Logawa pagi datang, beli donat dan teh manis cuma 1, barengan makannya. Begitu juga pas di kereta, tercatat cuma beli satu nasi goreng di restorasi, satu botol aqua (betul-betul mereknya aku lho), satu buah tisu dan satu bungkus tahu Purworejo. sudah itu.
Sepanjang jalan di kereta, duduk berdiri duduk berdiri si Yiyi terlihat sekali menikmati perjalanan. Mungkin ketika besar nanti dia juga akan jadi railfan, apalagi perjalanan pulangnya, yang biasanya kalau di mobil bahkan di motor dia tertidur, eh malah harus membuntuti dia jalan-jalan sepanjang lorong gerbong sampai gerbong paling ujung belakang, melihat bagaimana dua rel yang tidur sejajar ditinggalkan sang kereta.
Tidak cukup itu, dia minta duduk dipintu dekat sambungan antar-gerbong. Tidak cukup juga, anak 7 tahun berdiri di pintu saat kereta melaju berkecepatan tinggi, sangat menikmati, apalagi sensasi saat kereta menembus terowongan ijo.
Oh ya, tadi sampai mana, sampai stasiun lempuyangan ya, nah, dari situ bukannya mencari taksi, tapi eh menawar becak. Setelah alot melakukan tawar-menawar, akhirnya kita gagal, ya sudah deh kita jalan kaki. Pas jalan kaki itulah ada pesawat melintas di atas kepala, wah, mungkin bagi mereka itu pengalaman melihat pesawat dalam jarak terdekat dan terus karena tidak tahu jalan, bukan Jogja namanya kalau tidak bertanya di jalan "Pa, Halte Trans Kridosono mana ya?", dan kita diarahkan menuju halte yang letaknya persis di depan SMP 5 ini.
"Kayak jadi Backpaker..", saat jalan kaki inilah mereka nyemlong, oh, kelihatannya happy-happy saja batal naik becak, malah seru mencari plang dimana SMP 5, hingga akhirnya ketemu.
Perjalananpun berlanjut ke beberapa tempat. Cerita menarik di trans, adalah anak 7 tahun berdiri, ikut "umpel-umpelan" karena tidak dapat tempat duduk, dan kelihatannya dia happy-happy saja.
Cerita menarik berikutnya adalah ketika mencari makan siang, diantara deretan A&W, Foodcourt, KFC, setelah kita teropong harga-hargannya yang belum termasuk PPN 10%, akhirnya kita memutuskan untuk makan siang dipinggir jalan saja, Ayam Goreng paket A + Es teh dan sebotol air minum (bukan aqua) botol besar. Terbukti efektif menekan pengeluaran 1/6 dari budget yang harus dikeluarkan bila harus makan di A&W dan teman-temannya.
Disitulah sesi perjalanan backpaking kita tiba pada saat penghitungan anggaran, si Ifa mengeluarkan blocknotenya dan dengan didikte, si Yiyi menulis daftar pengeluaran dari awal, tidak boleh terlewat satupun. Dan betul, sampai perjalanan selesai mereka tahu untuk berhemat tanpa disuruh lagi.
Kembali naik trans, si Yiyi selalu saja tiap kali transit bergelantungan diantara besi-besi pegangan pintu keluar halte. Hari sudah sore, petualangan ditutup dengan naik becak, setelah sebelumnya jalan kaki sepanjang jalan depan kraton hingga setengah jalan Malioboro dari ujung sebelah Gedung Agung. Belajar untuk tidak Jaim, berhenti dan duduk di trotoar, ngemil sambil jalan dan beli-beli seperlunya.
Dan becak, setelah melintas jalan samping Hotel Melia Purosani dan masjid bersejarah yang ada diseberangnya kemudian mengantarkan kita sampai kembali ke Stasiun Lempuyangan 20 menit sebelum kereta Logawa sore datang. Lagi, tanpa jaim duduk di lantai stasiun menanti kereta.
Backpaking yang kemarin mencatatkan habis biaya Rp 344.000,00 ini mudah-mudahan akan ada kelanjutannya, mereka bermimpi ingin ke Borobudur, ke Suramadu dan beli kaos Bandung. Mungkin ini selanjutnya, sebelum dilanjutkan ke Bali, Lombok, Jordan, Paris dan tempat yang ingin dikunjungi Yiyi-Chan : Bekas sekolahnya Totto-Chan di Jepang, Tomoe Gakuen.
No comments:
Post a Comment