10/6/11

Disintegrasi Diri

Dulu ada kasus disintegrasi timor-timur, dimana akhirnya timor-timur tidak lagi menyatu menjadi bagian NKRI. Karena sudah tidak menyatu, maka masing-masing punya kendalinya sendiri.

Tahukah, bahwa sebagian dari kita juga mengalami disintegrasi? Jadi, diri kita itu tidak lagi menjadi bagian dari diri kita sendiri. Jadi seolah-olah ada 'diri sendiri' lebih dari satu, dimana kita sering berada di 'diri sendiri' yang pertama, kadang berpihak ke 'diri sendiri' yang kedua dan sesekali pro dengan 'diri sendiri' yang ketiga.

Tandanya diantaranya, kadang kita menjadi orang yang begitu semangat, heran dengan pemandangan kemalasan. Di saat yang lain eh sebaliknya, menjadi orang yang sangat malas, tidak ada kamus 'rajin' dalam benaknya.

"Bangsa ini dibangun oleh mereka orang-orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri", begitu kata seorang tokoh bangsa ini.

Dalam dunia pengembangan diri ada training yang dinamai "ego state", mahal bayarnya, berjuta-juta. Sekilas bisa diceritakan bahwa training ini menjelaskan di dalam diri kita ada state-state, bagian-bagian, yang masing-masing mempunya kendalinya sendiri, dan seringkali bagian-bagian itu bertentangan satu sama lain. Ketika itu terjadi, yang terjadi adalah kita capek sendiri dengan diri sendiri.

Maka, kadang-kadang kita menjadi pencela diri  kita sendiri. Walhasil, kita tidak maksimal dalam bertindak. Karena tindakan kita berawal dari rasa rendah diri. Oleh sebab itu, sangat logis kalau kita sesekali butuh satu pencapaian, prestasi, penghargaan atau apapun. Bukan agar orang lain takzim pada kita, tapi semata-mata agar bagian lain dalam diri kita kagum pada diri kita sendiri.

No comments:

Post a Comment