10/30/11

Hape, krupuk, nasi & panggilan Tuhan

Stasiun bekasi sore hari, satu persatu kereta ke arah jawa melintas. Nonton orang2 di dalam gerbong, gaya orang2 sama di setiap gerbong, pegang hape dan beberapa pakai headset.

Teknologi itu alat bantu, tapi kaprah jadi gaya hidup. Krupuk dijadikan nasi, nasi tidak dihargai. Itulah karakter masyarakat modern.

Nikmat kembali ke jaman pra hape sepertinya. Tidak perlu 10 menit sekali membuka unlock hape, mengecek ada sms atau panggilan apa tidak. Malah bagi pengguna smartphone macam bb, jeda nya bukan 10 menit sekali, tp 1/10 kali lebih cepat... Bagiku itu melelahkan.

Mungkinkah, nanti hape tidak lg jadi gaya hidup? Ya seperti pstn saja lah, namanya alat bantu, dijamah saat butuh, dibiarkan saat tidak butuh.

Kalau skrg kan panggilan dan sms lebih prioritas daripada panggilan sholat. Lha kok ngaku2 tidak musyrik. Lah kok ceramah menjelek2kan pelaku grebeg sura di kraton. Bukankah menjadikan alat bantu bukan sbg alat bantu, tp malah jadi perhatian utama, itu bukan sesuatu yang patut dimuhasabahi?

Sent using a Nokia mobile phone

No comments:

Post a Comment