8/6/12

#17 Ramadhan : Pengusaha v.s. Karyawan


Karyawan itu waktunya dibatasi oleh kontrak pekerjaan. Tapi batasan waktu atas kontraknya itu diganjar dengan sejumlah keuntungan yang diberi nama : gaji. Sedangkan pengusaha, waktunya tidak bisa ditukar uang begitu saja, tapi konsekuensinya dia bebas, tidak dibatasi oleh apapun waktunya.

Oleh karena itu, ketika karyawan pamer gajinya. Pengusaha pamer kebebasan waktunya. Nah, inilah inilah...stereotip yang keliru, bahwa kebanggaan seorang pengusaha adalah bebasnya, maka ketika dia tidak bebas, dia merasa rendah, "loh apa bedanya dong saya dengan karyawana kalau saya dibatasi?".

Kalau cara berpikirnya seperti itu, ya tidak ada keunggulan pengusaha atas karyawan. Sama saja kok. Syaraf-syaraf karyawan mati karena tidak diberi kesempatan untuk berkembang memenuhi rasa ingin tahunya yang terbatasi oleh beban dan waktu kerja. Syaraf-syaraf pengusaha juga mati karena semaunya sendiri, untuk rajin berat, untuk tetap berkualitas saat dibawah tekanan susah. Imbang.. dro...

Sebetulnya, ketika seorang pengusaha membatasi waktunya dan mengambil beban kerja layaknya karyawan, itu bukan menurunkan derajatnya. Justru dia sedang upgrade naik level. Kenapa? Ya, pengusaha seperti itulah yang selangkah lebih maju, dan biasanya sepersekian detik lebih cepat mencapai sukses. Karena sekalipun sama-sama waktunya dibatasi, hari-harinya diisi beban kerja, tetapi beda levelnya. Karena karyawan waktunya dibatasi, beban kerja dia terima akibat sistem perusahaan. Sedangkan pengusaha mengatur waktu dan beban kerjanya atas pilihannya sendiri.

Beda antara yang dipaksa dan yang memilih batas sendiri.

No comments:

Post a Comment