8/10/12

#21 Ramadhan : Guru Sejati adalah Hati Kita Sendiri

"Mintalah fatwa pada hatimu..", diulang 3X Kanjeng Nabi SAW ketika berwasiat tentang ini. Tapi umat Muhammad sekarang memiliki mosi tidak percaya yang begitu tinggi pada hatinya sendiri, mereka hanya mendengarkan ustadz, tidak pernah minta konfirmasi hati. Hanya karena hati tidak berpeci, tidak berbaju takwa, tidak hafal dalil-dalil, dan suka nakal kalau melihat wanita seksi di jalan.

Guru terbaik sesungguhnya adalah hati. Sayangnya, kita tidak akrab dengan hati kita sendiri, makanya tidak mengenal bahasanya, sama seperti kalau kita tidak akrab dengan orang jerman misalnya, ya wajar tidak faham bahasa jerman, tidak mengerti info-info apa yang orang jerman itu sampaikan.

Akibatnya, ikut 1000 kali pengajian, 2000 kelas training walhasil bingung sendiri. Karena pengajian A minta kita menambahkan garam, pengajian B minta kita mengurangi garam, pengajian C minta kita hanya menggunakan garam X, pengajian D membahas bahaya garam, pengajian E membahas enaknya hidup tanpa garam, pengajian F meminta kita memakan asam garam sekaligus.

Ya, kita diberi begitu banyak rumus, pencerahan dan info-info kebenaran. Tapi persoalannya, kita tidak tahu ini masakan sudah sampa mana, apa sudah saatnya dikasih garam, apa nanti? apa sudah gosong apa belum? apa masih mentah apa sudah matang?

Maka selain belajar agama, tidak kalah penting belajar tentang hati dan karakteristiknya, baik dari dimensi fisika, kimia, biologi maupun psikologi. Agar kita sedikit-sedikit bisa memahami bahasa hati, bisa memahami sinyal-sinyal dan kode-kode yang dikirimkan oleh hati, lalu kita bisa berguru kembali padanya dengan nyaman.

Dan untuk para ustadz, janganlah meninggikan diri, dan langsung atau tidak langsung merendahkan posisi hati jamaah-jamaahnya.

No comments:

Post a Comment