8/11/12

#22 Ramadhan : Akal Sehat & Akal Sakit

Akal sehat, itu katanya yang sedang ditegakkan Dahlan Iskan. Akal sehat, itu pula yang sedang diperjuangkan Emha Ainun Najib. Benar saja, akal yang sehat sekarang tidak dimiliki setiap orang, malah kalau dalam sekup komunitas masyarakat, karena terlalu banyak yang sakit, jadinya secara jamaah menjadi masyarakat berakal sakit.

Misalnya di sebuah SMA, ada spanduk yang berisi ucapan selamat atas prestasi tertentu yang diucapkan kepada dirinya. Dan diantara 1000 siswa dalam sekolah itu, tidak ada yang merasa tidak nyaman sehingga bertanya, apa maksudnya ini mengucapkan selamat kok kepada dirinya sendiri. Apa begitu masih bisa disebut akalnya pada sehat?

Atau calon pemimpin, tapi memesan baliho ratusan juta, lalu memajang mukanya sendiri di pinggir jalan, dan tidak merasa tidak nyaman dengan itu. Apa masih bisa disebut akalnya sehat begitu? Lain lagi, kasus mendaftar PNS yang membayar sekian rupiah dijabanin, sehatkah akal yang memutuskan tindakan seperti itu?Atau sepeda motor yang semakin memadati jalan, tanda kebutuhan masyarakat akan transportasi meningkat. Tapi tidak ada sedikitpun pembenahan atas transportasi dalam kota. Ini apa-apaan?

Sudah tidak sehat akal masyarakat di zaman ini memang. Sekolah favorit masih memasang spanduk berisi ucapan selamat atas prestasi, berharap sekolah itu makin laris mengungguli pesaing-pesaingnya. Untuk menjadi pemimpin, tidak malu menampilkan foto diri sebagai 'rai gedhek'. Untuk menjadi abdi negara rela membayar berjuta-juta, abdi cap itu? Demi perusahaan sepeda motor laris sebuah kota rela ditelantarkan pembangunan sistem transportasinya.

Nanti semua akan mati. Yang memperjuangkan akal sehat akan dicatat sebagai tokoh. Yang menuruti akal sakitnya, enggan menyehatkan ya tidak akan dicatat sebagai apa-apa, kecuali sebagai pecundang. Ya tinggal pilih mana silahkan..

No comments:

Post a Comment