8/16/12

#26 Ramadhan : Terasing atau Memarginalkan Diri?



Penceramah di masjid-masjid banyak menyampaikan, berkah bulan Ramadhan bagi kita adalah : berkah semangat bertilawah, berkah semangat mengerjakan sholat, berkah semangat pergi ke masjid, berkah semangat berkumpul dengan keluarga. Lalu 'berkah' Ramadhan bagi saudagar chainis di pasar-pasar di kota besar apa : 'berkah' dagangannya laris, omzetnya berlipat-lipat.

Allah lebih menyukai muslim yang kuat, ketimbang yang lemah. Ini seringnya hanya diartikan sebatas kuat fisiknya, sehat, tidak sakit-sakitan. Padahal ada makna yang jauh lebih konstruktif, bahwa muslim yang berada di posisi sentral lebih baik dibanding yang berada di posisi marginal. Sentral perekonomian, sentral kekuasaan, sentral aktivitas kemasyarakatan justru yang bersemangat mengeksplore adalah saudara-saudara kita dari kelompok-kelompok lain. Itulah kenapa berkah Ramadhan hanya dalam bentuk-bentuk yang non-materiil yang kita terima. Berkah materiil, berkah prepegan pendapatan, hanya bagi segelintir orang saja.

Kedoknya si Zuhud, tidak cinta dunia. Haha, apakah orang yang berkelimpahan omzet selalu cinta dunia? Ya, itulah dalilnya orang yang termaginalkan. Belum lagi dalil tambahan "Islam datang dalam keadaan terasing, dan akan kembali dalam keadaan terasing." Miris, saya melihat kelompok yang bangga merasa dirinya terasing, padahal mereka sebetulnya bukan terasing dalam artian konstruktif, tapi mereka termarginalkan atau terpinggirkan akibat cara berpikir dan bergaul mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka memarginalkan diri.

Rasulullah SAW dan para sahabat terasing dulu, karena membawa cara berpikir baru yang memang asing bagi lingkungannya. Mereka bukan memarginalkan diri, justru mereka masuk ke sentral-sentral dari tiap-tiap sendi kehidupan, ekonomi, kekuasaan, kemasyarakatan dll. Lah sekarang, bukan cara berpikir baru yang mereka tawarkan, tapi mereka yang mengaku terasing adalah yang kaku dan tidak diterima masyarakat, serta merasa nyaman dengan keislamannya walau cuma dipinggir-pinggir saja.

No comments:

Post a Comment