8/10/12

#19 Ramadhan : Loby

Orang Jawa punya pepatah "Gusti Allah ora sare". Ya, Tuhan tidak tidur, Tuhan sibuk setiap waktu, tetapi Tuhan tidak pernah kerepotan. Kalau memang Tuhan sibuk, maka hukum sebab-akibat perlu disempurnakan. Karena kalau dunia sudah berjalan berdasarkan rumus hukum sebab-akibat, sepertihalnya komputer yang sudah berjalan otomatis berbasis coding, maka Tuhan sibuk ngapain donk kalau begitu, bukankah semuanya sudah berjalan dengan sistem dengan sendirinya?

Tidak demikian, kata mutiara lagi :  "Tidak ada yang bisa melawan kehendak-Nya selain kehendak-Nya sendiri". Yah, sebab tidak pernah sholat maka miskin. Sebab maling maka dibenci. Sebab alim maka dihormati. Sebab sedekah maka kaya. Semua itu bukanlah FINAL CONDITION. Ada proses tawar menawar atau lobi yang masih bisa dilakukan. Dan hebatnya, proses lobi ini bahkan boleh dilakukan oleh manusia paling bejad sekalipun.

Melobi Tuhan, untuk membuat kehedak baru, yang melawan kehendak lama-Nya, itu mungkin. Ketimbang kita memaksakan kehendak kita untuk mengubah kehendak Tuhan. Itu tidak logis. Karena itulah, orang yang banyak dosa tidak berarti harus putus asa dengan hidupnya, karena hak lobi masih kok dia miliki, agar hukum sebab-akibat tidak menimpanya, tapi kehendak Tuhan lah yang akan terjadi.

Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan bertakwa. Hah? Susah donk. Ya, kalau definisi takwa diartikan dengan hafal sekian hadits, sholat sunnah sekian rakaat sehari, pakai baju takwa ukuran ini dan pakai parfum merk ini ya repot. Tapi pahamilah esensi takwa adalah melibatkan Allah. Itulah kenapa takwa disenangi Allah. Perumpamaah Allah menyenangi takwa adalah seperti orang rumah yang sedang dibawakan oleh-oleh dari luar kota. Kenapa senang? Karena berarti ketika kita sedang diluar kota kita mengingat, melibatkankan orang rumah.

Sesederhana itu saja takwa, cobalah melobi, jangan menganggap hukum sebab-akibat itu sudah final. takutnya, kita malah jadi kelompok orang yang berputus asa dari rahmat Allah karenanya.

No comments:

Post a Comment