9/8/09

Buka Bersama Tahun Ini Ada Indikasi Akan Gagal Dilaksanakan

Semakin mendekatinya hari pelaksanaan dan kesibukan masing-masing (Sibuk asli apa sibuk beneran??) menjadi satu indikasi bakal batalnya wacana pelaksanaan kegiatan tahunan 28 Ramadhanan SMA 2 2005 mengingat belum adanya persiapan berarti. Disamping faktor-faktor lain yang begitu banyak, diantaranya :

1. Target bersama ini tidak dijadikan target pribadi

Buka bersama yang sudah menjadi tradisi dari 2005 ini dan selalu terselenggara pada 28 Ramadhan dengan antusiasme peserta yang luar biasa tinggi, bahkan tahun terakhir mengalami surplus anggaran bukanlah target (mimpi) pribadinya Rizky.

Ini adalah inisiatif bersama, yang dirindukan banyak orang. Hal ini tebukti ketika menjelang Ramdhan, satu demi satu mempertanyakan melalui jejaring sosial internet mengenai akan ada tidaknya acara serupa tahun ini.

Namun demikian, acara sekecil ini saja perlu antusiasme untuk mempersiapkan dan melaksanakannya. Dan antusiasme akan mudah tersulut bila itu adalah target pribadi kita. Oleh karena itu, tantangan bagi kita adalah bagaimana menjadikan target Bersama menjadi target Pribadi.

Ketika hendak melihat sesuatu, harus cermat dengan memanfaatkan segenap potensi kecerdasan emosional yang kita miliki, apakah sesuatu itu merupakan mimpi pribadi yang dihasutkan menjadi mimpi bersama. Atau itu adalah mimpi bersama yang diintegrasikan menjadi mimpi pribadi? Amat tipis membedakannya, tapi beda.



2. Kurangnya dominasi Rizky

Perbincangan terakhir baru pada penentuan ketua panitia, Azis sudah mengiyakan. Saya dan Azis tidak ada yang berbeda, sama-sama alumni SMA 2, sama2 ketua kelas, saya IPA 4 dan Azis IPA 1. Lalu kenapa kesannya saya mendominasi persiapan acara ini?

Karena saya tidak memberi ruang kepada yang lain? Atau yang lain, yang sudah mengiyakan tidak memanfaatkan ruang itu untuk mencoba all out seperti saya? Amat tipis membedakannya, tapi beda.


3. Sikap antikritik harus dipertahankan

Di draft kepanitiaan memang posisi saya humas, jadi memang kerjaan saya anunsyo (bahasa tagalog) atau woro-woro. Dari sekian banyak masukan, permintaan tempat untuk pelaksanaan di SMA saja deras membanjir.

Tetapi saya harus antikritik, atau bahasa lebih tepatnya adalah tetap bertahan dalam arah. Kalau saya akomodir permintaan itu, betul kata Iswa, orang-orangnya akan mencar-mencar mengingat luasnnya SMA dan mengingat pengalaman 2 tahun silam. Oleh karena itu saya harus memegang konsistensi arah, bahwa di SMA nanti 2010, sekarang belum saatnya.

Antikritik dan sikap mengarahkan memang tipis untuk membedakannya, tapi beda.

No comments:

Post a Comment