Saya hanya ingin sampaikan,
kalau tidak di tangan kita, di tangan siapa lagi Indonesia akan dibesarkan, dijayakan, disejahterakan?
JAWAB!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
sekali lagi JAWAB!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Di tangan para Caleg yang tidak malu menampangkan muka (memuakkan) di perempatan-perempatan jalan diatas banner berharga ribuan bungkus nasi rames?
Di tangan mereka yang cemas dengan IPK, berpikir keras untuk perut mereka, akan kerja dimana nanti saya setelah lulus untuk makan, memenuhi perut saya ini?
Di tangan mereka yang hanya pandai berdebat, beradu argumen dengan aksi 'nol' besar?
Di tangan mereka yan rajin tahajjud tetapi terdiam melihat keterpurukan bumi tempat kakinya dipijakkan tiap hari?
Di tangan mereka yang beralasan 'sibuk', padahal itu hanya dalih akan rasa takutnya dimutasi atau pekerjaannya tak diperpanjang lagi?
Di tangan siapa?
Kita! Itu jawaban terbaik menurut saya hari ini.
Yang punya mimpi besar melebihi jangakauan dirinya, yang membulat keyakinannya tak memikirkan beitu terpuruk keadaannya di hari ini,
yang beraksi diluar nalar orang-orang biasa, yang punya sumber semangat jauh diatas sekedar 'materi', yang terus mencari ilmu bukan untuk di-save saja tetapi terus diformulasi dan menerus dibagikan, yang berani menjalankan 'ide' dengan kepasrahan hasil hanya pada Yang Di Atas,
yang bersungguh-sungguh, fokus, peka menangkap peluang demi peluang, memperbaiki detail demi detail menuju kesempurnaan, yang selalu berusaha berbaik sangka atas apapun kondisi, yang selalu memilih untuk bergerak sepelan apapun ketimbang diam, mending salah ketimban diam, karena dari salah, yakin, ada pelajaran untuk perbaikan, ketimbang hanya diam,
yang memahami potensi tak ternilai manusia akan muncul hanya ketika berkolaborasi, menghubungkan antara satu orang dengan orang lainnya, menghubungkan antara satu ide dengan ide lainnya, menghubungkan antara satu peluang dengan peluang lainnya, menghubungkan antara peluang dengan ide, antara ide dengan orang dan antara orang dengan peluang, yang memahami bahwa hanya cinta dan doa yang menjadi bekal ketekunan dan hanya ketekunanlah yang akan melahirkan satu keberhasilan berkarakter, keberhasilan sejati
yang memahami bahwa makna sukses adalah berbagi, ya berbagi sebagai tanda berkelimpahan,
seandainya kau dapat berpikir dengan demikian mendalam, tentang satu negeri yang kita cintai ini, yang kita pijak setiap hari, dua atau tiga dekade lagi, takkan tega kau serahkan ini selain pada orang-orang yang lebih baik dari kita,
bukan mereka, ya, tapi kita, dan orang-orang yang lebih baik dari kita,
sungguh, seandainya pikiranmu sampai pada titik itu, tak ada celah yang membuatmu dapat mengeluh atas beratnya hari ini, demikian indah, sangat indah tak terperi,
berpikirlah, mendalam berpikir dalam perenungan, untuk satu cinta, cinta pada negeri yang membesarkan kita hingga hari ini
No comments:
Post a Comment