1/4/09

Mimpi-mimpi Rizky

Mimpi saya untuk bisa mengakses internet tanpa harus ke warnet sudah terwujud,
Mimpi saya untuk memiliki sebuah situs internet dengan searh engine dan buku tamu sudah terwujud,
Mimpi saya untuk menjadi penulis sudah terwujud , 23 edisi sudah tulisan saya beredar,
Mimpi saya di L22 terparkir mobil-mobil bagus sudah terwujud,.
Mimpi saya L22 memiliki front desk dan sekretaris sudah terwujud,
Mimpi saya tamu-tamu berdatangan dan menyalami saya dengan rasa hormat sudah terwujud,
Mimpi saya bisa menyetir mobil-mobil bagus hingga ke depan rumah sudah terwujud,
Mimpi saya memiliki sahabat baik satu visi sudah terwujud, sejak lama malahan,
Mimpi saya untuk memiliki olahraga rutin sudah terwujud,
Mimpi saya untuk bisa menghabiskan 1 buku dalam 1 hari sudah terwujud,
Mimpi saya untuk kenal dekat dengan pendiri ESQ sudah terwujud, baru Mas Ridwan si belum Pa Ary,
Mimpi saya memiliki laptop berukuran imut 12 inchi sudah terwujud
Mimpi saya memiliki nomor HP 165 sudah terwujud, dua malahan, bahkan blog dan emailpun rizky165, bukan mengkultuskan, hanya identitas semata,
Mimpi saya untuk menemukan calon pendamping sevisi sudah terwujud, doakan bisa melangkah ke jenjang legal dan barokah tahun ini,

Seiring dengan itu, saya mulai sering menuai terpaan angin dream stealer dan badai kritik, sebut saja sikap saya yang training-sentris, atau perjalanan saya ke Patrajasa, Lembang atau terakhir ke Widrapayung kemarin. Awalnya saya selalu klarifikasi setiap kritik, saya selalu cemaskan celoteh para dreamstealer. Seiring dengan perkembangan waktu, saya mulai bisa menutup telinga dan tetap melangkah tanpa menghiraukan semua itu.

Saya tak pernah merayakan tahun baru, jangankan masehi, hijriyahpun tidak. Pergantian tahun adalah momentum yang baik untuk melakukan refleksi diri, melakukan flashback dari setahun yang lalu kita sudah habis berapa dan sudah dapat apa, untung atau rugi? bukan finansial saja. Dan setelah itu melanjutkan dengan perenungan, kedepan, perbaikan apa yang akan dibuat. Saya menyebut ini sebagai chekpoint, sebagaimana pada system restore komputer kita.

Soal saya ke widarapayung, atau tahun yang lalu saya ke jalur pendakian slamet, atau tahun lalu saya ke dzikir nasional Jakarta Islamic Center, atau tahun sebelumnya ke alun-alun bersama anak-anak Rohis SMA 2. Itu pilihan yang saya buat secara sadar, dan bukan untuk meleburkan diri dengan mereka yang merayakan, dan saya pergi tidak membawa identitas apapun, tidak dengan fosma, sepertihalnya tahun lalu tidak dengan identitas founder Semangat Donk, atau tahun lalunya lagi tidak dengan IPB saya, atau tahun lalunya lagi tanpa membawa nama Rohis SMA 2.

Dan mulai hari ini, bagi saya kritik adalah konsekuensi atas semakin besarnya kiprah saya, bagi saya kritik hanyalah angin lalu, kecuali kritik yang membawa perbaikan. Dan dreamstealer, bukan teman saya, bukan beban pikiran saya, karena saya tahu apa yang saya lakukan dan saya tuju, walau saya tak pernah tahu apa yang akan saya dapatkan.

No comments:

Post a Comment