1/11/10

Kita tidak bisa menunggu

Hari minggu terakhir di tahun 2009, kami bertiga berkumpul di sebuah kafe bersejarah : Tugu di Banyumas. Hasil yang didapat adalah pernyataan komitmen secara tulus dari masing-masing peserta kumpul bahwa kita masih ingin terus melanjutkan semua ini bersama. Dan betul, hingga hari ini kita masih konsisten dengan hal itu.

Namun pernyataan itu barulah pernyataan umum, untuk diaplikasikan perlu dirumuskan langkah-langkah kongkritnya. Selang tiga hari berlalu, salah seorang menindaklanjuti inisiatif bersama untuk mengumpulkan keseluruhan secara lengkap, kumpul gagal karena salah seorang berhalangan.

Di minggu berikutnya, orang berbeda lagi menggagas kumpul serupa, lagi-lagi karena satu orang berhalangan, kumpul digagalkan.

Di miggu berikutnya orang berbeda lagi mengundang kumpul dengan message "keadaan darurat", lagi-lagi setelah menjelang hari pelaksanaan saya mendapat kabar yang sama, satu orang tidak bisa hadir, saya katakan waktu itu "dibatalkan lagi saja". Itu instruksi saya malam itu, tetapi paginya beberapa orang bersepakat untuk tetap dilaksanakan.

Hingga akhirnya dilaksanakan dengan membahas point tertentu saja tanpa sedikitpun membahas masalah penjabaran kongkrit dari hasil umum di : Tugu sebagaimana disebutkan di atas.

Sekarang, sudah tidak ada lagi orang yang berinisiatif untuk mengirimkan SMS undangan kumpul agar benar-benar terlaksana, termasuk inisiatif dari pihak yang begitu padat jadwalnya sehingga selalu membuat kumpul gagal terlaksana. Saya pernah menyampaikan harapan, "mbok iyao bilang begini : maaf, lagi-lagi saya benar-benar tidak bisa, tapi oke sebagai konsekeuensinya, saya yang akan meng-smsi semuanya dan mencocokkan jadwal agar benar-benar bisa terlaksana sesegera mungkin."

Namun, kita harus terus bergerak, tidak bisa menunggu.

No comments:

Post a Comment