1/31/10

Selamat Jalan Januari, Selamat Datang Februari

Sama seperti ketika kita melintasi pasar Losari, Brebes, sesaat setelah kita melihat tulisan Selamat Jalan Jawa Tengah, di seberang sungai ada tulisan berikutnya Selamat Datang Jawa Barat. Ya, selesainya sebuah urusan adalah tanda datangnya urusan yang baru.

Sebagai wujud penghormatan saya terhadap waktu, dimana selama ini masih terlalu banyak menyia-nyiakannya, saya ingin mengucapkan selamat jalan kepada Januari. Januari yang telah membawa saya ke Februari, Januari yang telah membawa saya ke begitu banyak ilmu baru, penemuan kesadaran atas kebijaksanaan baru, pengalaman baru dan posisi-posisi baru.

Sebelum saya menginjak bulan baru bernama Februari yang akan indah di awal, di akhir dan diantara keduanya itu, saya ingin sharingkan beberapa ilmu yang saya dapat di akhir Januari yang indah ini.

Dari Mas Arif, bahwa perasaan dan sikap tidak membutuhkan orang lain yang menurut kita adalah tanda kemandirian, itu sebetulnya bukanlah tanda ketinggian tingkatan kita. Dalam diagram Steven R Covey, Kemandirian memang berada setingkat diatas Kebergantungan, tetapi sesungguhnya masih ada strata di atas kemandirian, itu adalah Kesalingbergantungan (Interdependency).

Maka itu, jangan tutup diri kita dengan arogansi bahwa "saya bisa kok sendiri", tetapi teruslah berproses mencapai tingkatan yang lebih diatasnya, rasa saling bergantung sama lain. Rasa itu dua unsurnya :

Pertama : perasaan membutuhkan
Kedua : perasaan dibutuhkan

Perasaan membutuhkan melahirkan sikap "rendah hati", merasa keterlibatan orang lain adalah perlu, sangat perlu. Dan perasaan dibutuhkan melahirkan sikap "tinggi kontribusi", bahwa saya harus maksimal, karena kontribusi saya akan mempengaruhi yang lain.

Dari Miss Ary, diriwayatkan oleh Kusworo, bahwa kondisi dasar untuk terapi apapun adalah "memaafkan", memaafkan memang  manfaatnya bukan untuk orang lain, tapi untuk diri kita sendiri. Dan salah satu dari yang harus dimaafkan untuk bisa berhasil menerapi diri, terapi apapun, yang jelas terapi adalah proses penggubahan kebiasaan/sikap/cara berpikir buruk menjadi baik, adalah diri kita sendiri.

Maafkanlah diri sendiri, memaafkan agar pengkondisian dasar terapi yang kita upayakan berhasil. Tapi, jangan kebablasan menjadi seorang oportunis, yang memebenarkan setiap sikap diri.

Dan, saya canangkan dengan sadar dan terbuka, bulan Februari sebagai bulan memaafkan dan permohonan pengampunan. Saya ikhaskan hati ini untuk memaafkan diri saya sendiri malam ini. Dan saya akan aktifkan salah satu fitur istimewa yang diberikan Tuhan kepada manusia, fitur pengampunan.

Semoga Allah Subhanahuwata'ala membantu saya dalammemaafkan diri sendiri, dan Dia mengabulkan permohonan fitur yang saya aktifkan : pengampunan.

Mau Sholat Isya dulu sebelum berangkar Pra-Reor Fosma..

Regards


Rizky *2 bulan lagi 22 tahun sudah hidupku

No comments:

Post a Comment