Dalam kultur masyarakat Jawa, ada tembang atau lagu bernuansa pendidikan yang amat dalam maknanya. Judulnya Lir Ilir, ada satu nukilan kalimat dalam liriknya yang sangat bagus, yakni "Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane".
Apa maknanya? Ini adalah sebuah ajakan untuk menjadikan saat ini sebagai momentum alias waktu yang istimewa. Dengan menyadari bahwa saat inilah selagi terang sinar bulannya, selagi lapang kesempatannya, maka jangan tunda-tunda lagi untuk maju, untuk mencoba.
Ingat, "jangan menunggu sempurna untuk memulai, tapi mulailah untuk menjadi sampurna, sekarang juga!"
Senada dengan pesan dalam potongan bait Lir Ilir, kita juga mendapat pesan bijak "ingatlah 5 perkara sebelum 5 perkara".
Dan bukan hanya itu, teori pengembangan modernpun mengangkat hal senada, ditandai dengan melejitnya penjualan buku "The Power of Now". Bahwa masa lalu dan masa depan bukanlah milik kita, satu-satunya yang kita miliki, yang kita kuasa atasnya adalah masa kini. Maka, ketika kita bingung memilih kapan saat yang tepat untuk mencoba, maka jawabannya adalah : saat ini.
Keberanian mencoba sangat erat kaitannya dengan momentum "saat ini". Karena rasa takut yang membelenggu hasrat untuk mencoba kebanyakan adalah muncul dari dalam diri sendiri, sebuah kecemasan yang sebenarnya lemah secara logika. Kita sering menjadi terlalu penuntut, bahwa kalau mencoba harus langsung berhasil. Padahal kan tidak seperti itu, sama seperti percobaan bola lampunya Thomas Alva Edison yang gagal 9.994 kali, (bayangkan...), mencoba selalu memiliki dua kemungkinan : berhasil atau gagal.
Dan kalau kita tidak masalah dengan keberhasilan, maka sudah sepatutnya kitapun tidak perlu mempermasalahkan kegagalan. Yang jadi permasalahan adalah ketika kita menunda-nunda mencoba, hingga kita kehilangan momentum untuk mencoba, dan nihillah hasil kita.
No comments:
Post a Comment