7/30/09

7 Trik Paling Jitu

Bila Anda menghadapi kesulitan serupa dengan ilustrasi di bawah ini, gunakanlah trik ampuh ini.

1. Trik Selamat dari Calo Terminal

Kalau Anda kemalaman sampai di terminal, apalagi di Jakarta, jangan sekali-kali masuk ke terminal, apalagi mendekati loket, Calo siap mengintai Anda dan membidik Anda seperti sasaran rudal yang kalau sudah terkunci, dijamin tidak akan lepas sebelum meledak. Oleh karena itu, cara paling ampuh adalah bertanyalah pada teman yang tahu seluk beluk bus yang berangkat jam segituan dari itu terminal (makanya bertemanlah dengan orang terminal).

Tetapi kalau itu tidak bisa, berspekulasilah minum kopi di dekat pintu keluar terminal. Kalau ada bis sesuai yang anda jurus, naiki saja, dan bertanyalah pada penumpang lain tiket normalnya. Kalau pas beruntung mendapatkan warung kopi yang penjualnya enakan, tanya-tanya saja bus apa yang masih ada (tapi pastikan itu penjual kopi bukan calo).

2. Trik Bayar Hemat di Tempat Makan Ekonomis

Naik mobil mewah, turun di warung makan sederhana adalah impian setiap orang yang ingin ngirit makan tetapi tetap kenyang. Tapi, si penjual lebih jeli ternyata, kalau memang dia bukan langganan dan bukan orang sekitar situ, maka siap2 saja mendapat harga tinggi atau istilahnya "di tutuk".

Nah, apa solusinya? Sederhana, selalu bawalah palu, agar sebelum Anda ditutuk, Anda bisa menutuk duluan. Haha..

3. Ditagih Utang

Pernahkah Anda membayar uang muka suatu pesanan barang, dan pada saatnya barang siap dibawa kerumah uang belum siap? Pusing tujuh keliling. Orang yang panik berpikir pasti segera pergi tetangga sebelah, bertanya dimana alamat pegadaian dan segera meminjam barang tetangga sekenanya yang bisa dibawa ke pegadaian, sebuah lembaga public yang berjargon "mengatasi masalah tanpa masalah".

Hah, sebenarnya ada cara yang lebih simpel. Apa itu? begini, caranya Anda datanglah sendirian ketempat pemesanan barang itu, lalu disana, berkoar2lah dengan ekspresi sungguh2 bahwa uangnya masih di teman Anda, paman Anda atau siapanya Anda. Salahkanlah orang yang tidak ada disitu yang menurut versi Anda uangnya masih di dia. Setidaknya aman untuk satu atau dua hari lumayan.

4. Menolak Permintaan

Pada suatu ketika rumah tangga Anda masuk pada satu episode krisis ekonomi yang demikian pelik. Akibatnya Anda dan istri musti rela jualan baju-baju drop dropan dari Pasar Pagi Mangga Dua door to door ke tetangga. Eh, kurang laku itu produk. Ada satu tetangga yang kasihan pada Anda sehingga terpaksa membeli, tapi apa mau dikata, dia tidak punya uang yang memadai, terus dia bilang "Mas, aku beli, tapi bayarnya setengah bulan lagi ya.."

Toeng..toeng.. lagi butuh2nya duit, eh malah harus ada yang ngutang. Mana bisa... tapi Anda tidak berani menolak karena dia tetangga dekat yang baik hati, yang suka mengirimi Anda rempeyek Jui disaat Anda dan Istri tak ada sepotong laukpun untuk dimakan. Mau tau trik berdalih menolak secara halusnya? begini, bilang saja "Bu, sebenarnya saya si nggak masalah mau bayar kontan, nyicil apa utang, tapi istri saya loh bu..."

Haha, jadikan orang lain sebagai dalih, ini bisa dipraktekkan di banyak situasi kondisi toleransi pandangan dan jangkauan (maaf, jangan dibuat singkatannya)

5. Mendapatkan Pelayanan Sempurna

Misalnya Anda pesan teralis, pasti bayar uang muka dulu kan? Nah, setelah jadi, si tukang meminta Anda membayar dulu, baru akan di pasang. Trik ini sangat penting, bayarlah separohnya saja dulu, jangan langsung lunas. Kalau langsung lunas, bisa saja pemasangan teralis tidak sempurna dan komplain Anda tidak akan digubrisnya. Pastikan perfect dulu baru lunas.

6. Trik Menawar Dahsyat

Tadi saya membeli sepotong meja, harganya 300ribu. Saya tawar, berapa coba? 150ribu, fiuh, mustahil pikir saya, mana mungkin bisa separohnya... eh, tetapi gunakanlah trik ini. Pertama, janganlah terburu-buru di toko itu, tunjukkan bahwa Anda memang niat beli, bukan sekedar lihat-lihat atau survay. Untuk memantapkan langkah pertama ini, gunakanlah pakaian yang layak agar si penjualpun yakin bahwa Anda mampu beli.

Langkah kedua, sok tahulah, meskipun tidak akurat angka-angka yang Anda tawarkan, tunjukkan seolah2 Anda paham jenis, model, harga dan kualitas barang yang diinginkan.

Langkah ketiga, tambahilah sedikit dari penawaran pertama Anda, sedikit saja, saya cuma tambah 25ribu. Sebagai tanda benar-benar Anda antusias.

Langkah keempat, ajaklah bercanda sambil bertanya-tanya produk lainnya, sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa Anda adalah orang baik yang pantas dikasihani dan dikasih harga segitu (haha0

Langkah kelima, pastinya penjual nggak akan langung mengabulkan, saya saja ditawari turun cuma sampai 250ribu. Tetapi karena saya baik, bisa mengajak ngobrol dan sedikit mengukir senyuman, apalagi tampang saya meyakinkan untuk beli, maka dapatlah angka 200ribu. Eit, belum cukup...

Langkah pamungkas (sebaiknya ini tidak sering-sering dipraktekkan ke tukang becak, kasihan ya...), pergilah dari toko itu sambil mengatakan "Mba, saya mau 200ribu tapi nanti ta jalan-jalan dulu, kalau 175ribu lah sekarang ni kontan". SKAK MAT, penjual pasti takut kita "wadul" ke toko lain bilang "lah, disana saja dapat 200ribu kok", so akhirnya di toko yang kita jalan-jalani berikutnyalah kita. deal dengan harga yang lebih rendah.

7. Trik memberi rejeki polisi

Dulu dengan seorang emban (hehe, maaf bagi yang merasa) saya pernah ditilang polisi di lampu kuning (kok bukan lampu merah? ikuti dulu ceritanya) terminal Banyumanik, Semarang. Ditilang kenapa coba? karena dianggap menabrak lampu merah, padahal saya yakin persis, lampunya kuning. Salah saya nggak ada bukti otentik berupa dokumentasi.

Akhirnya saya ditilang, untuk ketiga kalinya sepanjang sejarah kehidupan saya saya ditilang. Apa triknya? Pertama : Berpura-puralah panik, walau Anda muak dengan gaya dan kostum sang penilang, pura2lah Anda bingung dan merasa bersalah.

Maka sang aparat akan menyalin identitas di SIM dan STNK Anda untuk disalin di surat tilang. Apa langkah berikutnya? Cobalah mengulur waktu, disatu sisi membuat sang aparat enek, disisi lain membuat Anda semakin menguasai keadaan.

Sampai pada main rupiah, kagetlah dengan nominal yang mereka ajukan. Bilanglah bahwa Anda takut dan nggak mau repot ke pengadilan, tunjukkan bahwa Anda antusias untuk bayar di tempat.

lalu langkah kelima, jujurlah dengan pasang muka miskin bahwa Anda hanya punya uang segitu (maksimal 45% dari nominal yang disebutkan sang penilang, kenapa nggak 50%, terlalu ketera men... nanti ketebak sama sang aparat strategi ini). Kalau dulu saya diminta 55ribu tetapi nominal yang saya sanggupi 20ribu (dibawah 45% kan?)

langkah berikutnya, bilang "ya sudahlah pak bagaimana lagi, saya si nggak mau masuk pengadilan, tapi wong adanya segini, ya mau bagaimana lagi, sekarang si saya cuma berharap bapak mau berbaik hati mbantu saya..."

maka terjadilah tawar menawar terakhir, aparat akan bilang "ya tambahahin dikitlah mas...", nah, tambahin saja sedikit, kalau saya waktu itu jadi 30ribu. Sebenarnya kurang optimal angka segitu, masih kemahalan...

No comments:

Post a Comment