Pengusaha Warnet asal Sragen, lulusan Manajemen Informatika IPB yang berpengalaman bekerja di Esia beberapa waktu, terpaksa saya mengundang dia.
Bukan karena saya tidak percaya pada yang lain, bukan pula saya mengabaikan SDM Akatel yang berjubel disini. Memang, secara cost lebih mahal, tetapi inilah bentuk komitmen saya pada semangat donk.
Untuk kesekian kalinya saya ulangi, bahwa saya sangat berharap pada unit mandiri yang ada, terutama sdcp, londri, card, semangatdonk.com, puyuh dan kelinci. Saya komit dengan keberharapan saya yang begitu tinggi, apa bentuk komitmen saya?
Saya tidak mau mengganggu konsentrasi kerja masing-masing mereka terhadap unit mandirinya hanya karena untuk mengurusi teknis warnet. Biar, nggak apa-apa warnet bayar orang agak mahal. Yang penting sdcp jalan, kuliner jalan, lainnya jalan. Itu saja keinginan saya.
Kenapa? Karena saya tahu semua punya mimpi dan keinginan, saya ingin mimpi dan keinginan semua itu mulai ditorehkan setelah unit mandiri yang paling basic ini berproses secara optimal dan mampu membiayai basic need kita sebagai kelompok.
Sederhana, kan? Jadi ini bukan perkara mementingkan konsep siapa atau mengabaikan program siapa. Mari lah, setelah pondasi terbangun, ya ayuh bikin pilar cor masing-masing yang optimal, jangan disini sudah berdiri yang sana masih terbengkalai entah karena alasan apa yang saya tidak tahu.
Mana ada bangunan satu pilar, yang saya tahu cuma Masjid Saka Tunggal saja yang banyak monyetnya itu. Semoga yang membaca mengerti, dan mulai me-LANJUTKAN pembangunan pilar cor bagiannya.
No comments:
Post a Comment