Bukanlah pusat perbelanjaan yang menggugah ngairah konsumtif warga kota serupa mal atau plasa, Semangat Donk membangun sebuah pusat perkantoran swasta paling bergengsi di Jawa Tengah.
Ini merupakan gedung tertinggi di Purwokerto yang dibangun setinggi 15 lantai dan 2 basement parkiran. 40% ruangan dari gedung ini dijual dengan sertifikat hak miliki, sedangkan sisanya digunakan sendiri oleh Unit Bisnis Semangat Donk Indonesia dan disewakontrakkan.
Komposisi bangunan ini terdiri atas, ruang-ruang perkantoran milik unit-unit bisnis Semangat Donk Indonesia, ruang-ruang perkantoran swasta, ruang rapat, aula pertemuan, masjid, sekretariat lembaga sosial, kantin dan cottage.
Grha Semangat dibangun di pusat kota Purwokerto sehingga pantas saja bila dirik dan diminitai oleh perusahaan-perusahaan paling bergengsi di Purwokerto.
Aula pertemuannya merupakan Aula terbesar yang ada di Purwokerto, dengan kapasitas hingga 1650 orang padat digunakan untuk berbagai acara resepsi, rapat umum dan pelatihan.
Pembangunan Grha ini sangat memperhatikan aturan Amdal sehingga tidak merusak lingkungan sekelilingnya, malah berkontribusi menghijaukan lingkungan sekeliling dan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar.
Bukan semata-mata sebagai pusat kegiatan bisnis, keberadaan lembaga-lembaga sosial yang dimotori oleh Komunitas Motivasi Semangat Donk, Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia Semangat Donk Indonesia dan Yayasan Wakaf Semangat Donk Indonesia ini kental dengan kegiatan social-entrepreneur dan kepedulian sosial lainnya.
Titik beratnya adalah kegiatan sosial yang memandirikan, tidak semata-mata memberikan hibah, bantuan dan subsidi. Oleh karena itu Aula dan ruang pertemuan yang ada didalamnya sangat padat oleh kegiatan-kegiatan pemberdayaan kemandirian yang kebanyakan digratiskan. Ini merupakan berntuk kerjasama antara CSR berbagai perusahaan yang digabungkan ditambah dari unsur pemerintahan.
Nuansa yang dibangun dalam gedung adalah nuansa nasionalisme tetapi tetap menonjolkan simbol utama, yakni Islami. Adanya apel pagi setiap senin, tidak dalam bentuk upaacara formal tetapi sharing cinta tanah air dan kuliah jumat setiap usai sholat jumat di masjid kompleks tersebut menjadi pengikat keakraban antar pengguna gedung yang notabenennya dari berbagai latar belakang.
Nama-nama ruang, simbol, koridor, musik backsound pada saat2 tertentu, reminder sholat, quote motivasi, kesemuanya diambil dari unsur keindonesiaan dan keislaman.
Ini merupakan pusat bisnis pertama di Purwokerto yang tidak dikuasai oleh asing barat atau asing timur atau asing timur tengah, tetapi oleh pribumi muslim.
Gedung megah ini dikenal oleh seluruh masyarakat Jawa Tengah bahkan Indonesia, ada 50 papan reklame mewah yang masing-masing mengguratkan silhuet dan quote pahlawan sekaligus menunjukkan arah dimana Grha Semangat berada, 10 reklame dari arah Ajibarang, 10 Reklame dari Arah Rawalo, 10 reklame dari Arah Banyumas, 10 reklame dari arah Purbalingga dan 10 Reklame dari Araha Baturraden. Disamping itu, disetiap alun-alun di kota-kota di Jawa Tengah ada reklame serupa.
Kalau sulit membayangkan seperti apa reklame itu, persis seperti reklame rokok yang megah berpendar cahaya. Dengan niat mengurangi promosi rokok, maka dibelilah papan-papan itu untuk reklame gedung.
Kontribusi nyata yang dirasakan atas keberadaan gedung produktif di pusat kota Purwokerto ini dirasakan nyata manfaatnya oleh pemerintah dan masyarakat kabupaten Banyumas, diantaranya, pertama : berhasilnya pemerintah menertibkan pedagang kaki lima.
Sejak gedung itu beroperasi, satu demi satu pedagang kaki lima dipoles menjadi exlusive place yang tidak lagi mengganggu pemandangan, pelanggan menjadi nyaman dan omset pedagangpun meningkat. Proses ini digarap oleh Yayasan Wakaf Semangat Donk dengan metode Grameen Bank yang telah diadaptasikan dengan kultur bisnis masyarakat Purwokerto.
Manfaat kedua, berkurangnya secara drastis pengangguran di Banyumas, akan sulit sekali mencari tenaga kerja menganggur di Banyumas, mengingat atas dukungan penuh dari Pemerintah, Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia Semangat Donk Indonesia terus menerus mengadakan pelatihan, pembekalan dan pendampingan bisnis mandiri bagi generasi muda baik yang sudah lulus maupun yang masih kuliah dan sekolah, tentu bentuknya berbeda-beda.
Dan ketiga, Purwokerto menjadi rujukan kota mandiri yang oleh Komunitas Motivasi Semangat Donk aksi serupa diduplikasikan di banyak kota lainnya di Indonesia.
Inilah gedung simbol geliat produktivitas anak negeri. Jawa bukan lagi "Jaga Warung" tetapi "Juragan Warung". Manado bukan lagi "Menang Tampang Doang" tetapi "Menang Tender dengan Sportif Dong", Sunda bukan lagi "Suka Dandan" tetapi menjadi "Suka Dagang" dan Padang bukan lagi "Pandai Dagang" tetapi lebih dari itu "Pandai Sekali Dagang", Itulah Indonesia yang sesungguhnya.
Sriwijaya abad ke-7. Majapahit abad ke-14. Republik Indonesia abad ke-21.
No comments:
Post a Comment