Pemilu Satu Putaran, itu adalah slogan salah satu kandidat yang menurut saya ada muatan 'takabur'-nya, katanya agar hemat 4 triliun. Ya, mudah2an saja harapan sang kandidat tercapai, cukup satu putaran saja, selanjutnya kalah sehingga putaran kedua dia tidak ikut maju lagi, hehe. Itu skenario pertama.
Sebelum skenario kedua, kenapa atuh berani-beraninya saya ikut mengatakan slogan itu takabur? banyak alasannya, saya sebutkan salah satunya saja, yakni karena kandidat ybs (baca : yang bersangkutan--boleh juga dibaca dari belakang..) sering melontarkan statement bernada takabur lainnya, diantaranya tiga saja saya sebut disini : pertama, salah satu petinggi partainya mengatakan, kandidat ybs kalau dipasangkan dengan sandal jepit saja pasti menangnya (hebat ya membodohi rakyat, sampai-sampai disuruh milih sandal jepit saja dibuat mau, penggiringan opini publik yang hebat tapi menyesatkan).
Kedua, slogan "lebih cepat lebih baik" disebut takabur dan ngawur (penghematan pembangunan bandara dibilang ngawur, pembangunan infrastruktur listrik 10.000 megawatt disebut ngawur, perdamaian Poso dan Aceh disebut takabur).
Ketiga, ungkapan ybs yang menyebut dirinya 'ksatria' yang tidak seperti kandidat yang lain yang menyerang-nyerang, tapi lihat saja survay Republika dan sering saya lihat, dengar dan rasakan langsung kandidat ybs-pun juga tak beda, sama, sering menyerang juga.
Soal pilihan, saya memang aliran ABS. Tapi, ya siapapun yang jadi, tak masalahlah. Terlalu banyak masalah yang harus dibenahi, kalaupun kita kritis, diantara 3 kandidat yang paling smart orang rasional dari belahan bumi manapun pasti akan mengatakan kandidat no.3. Tapi apakah jaminan, kalau no.3 yang jadi negeri ini akan sejahtera dan nama no.3 akan bercitra istimewa? jawabannya menurut saya : belum tentu.
Karena apa? karena negeri ini butuh banyak sekali keputusan-keputusan yang tidak populer, dan pemulihan krisis yang sudah begitu mengakar ini sulit menunjukkan perubahan indah dalam waktu cepat, sekalipun tindakannya sudah cepat.
Jadi, menurut saya, siapapun kandidatnya, dalam 5 tahun kedepan akan terjadi pergolakan bahkan mungkin chaos. Tinggal masalahnya, chaos itu terjadi karena presiden disetir asing, presiden limbung, rakyat dirugikan. Atau chaos terjadi karena keputusan presiden yang tidak populer tetapi sesungguhnya keputusan itu untuk kepentingan rakyat.
Tulisan saya muter-muter, intinya saja. Biarkan SBY jadi, kalau memang benar semua yang berdengang-dengung, tentang neoliberalnya ekonomi beliau, tentang sekulernya agama beliau, tentang tipisnya nasionalisme beliau (bahkan Amerika disebut negara keduanya), tentang ke-jaga image-an beliau, tentang kecerdikan timses para bala kurawa beliau, maka kemenangan itu adalah bencana bagi SBY itu sendiri. Siap-siaplah menunggu kehancuran dengan citra buruk di akhir masa perpolitikan Anda.
Atau jika semua statement itu tidak benar, maka siap-siaplah berubah watak untuk tidak mudah tersinggung, tegas tidak mudah disetir orang-orang sekelilingnya, dan pangkas birokrasi mendekatlah pada rakyat bila ingin akhir masa perpolitikan Anda gemilang.
Soal JK? Sebagai capres memang smart, tetapi sebagai Presiden, bisa saja bukan hanya smart tapi juga brave! bisa juga kemungkinan lainnya. Lihat saja! 'Lanjutkan' tanpa JK tidak bisa, karena bunyinya hanya akan menjadi 'lanutkan'.
Sebelum skenario kedua, kenapa atuh berani-beraninya saya ikut mengatakan slogan itu takabur? banyak alasannya, saya sebutkan salah satunya saja, yakni karena kandidat ybs (baca : yang bersangkutan--boleh juga dibaca dari belakang..) sering melontarkan statement bernada takabur lainnya, diantaranya tiga saja saya sebut disini : pertama, salah satu petinggi partainya mengatakan, kandidat ybs kalau dipasangkan dengan sandal jepit saja pasti menangnya (hebat ya membodohi rakyat, sampai-sampai disuruh milih sandal jepit saja dibuat mau, penggiringan opini publik yang hebat tapi menyesatkan).
Kedua, slogan "lebih cepat lebih baik" disebut takabur dan ngawur (penghematan pembangunan bandara dibilang ngawur, pembangunan infrastruktur listrik 10.000 megawatt disebut ngawur, perdamaian Poso dan Aceh disebut takabur).
Ketiga, ungkapan ybs yang menyebut dirinya 'ksatria' yang tidak seperti kandidat yang lain yang menyerang-nyerang, tapi lihat saja survay Republika dan sering saya lihat, dengar dan rasakan langsung kandidat ybs-pun juga tak beda, sama, sering menyerang juga.
Soal pilihan, saya memang aliran ABS. Tapi, ya siapapun yang jadi, tak masalahlah. Terlalu banyak masalah yang harus dibenahi, kalaupun kita kritis, diantara 3 kandidat yang paling smart orang rasional dari belahan bumi manapun pasti akan mengatakan kandidat no.3. Tapi apakah jaminan, kalau no.3 yang jadi negeri ini akan sejahtera dan nama no.3 akan bercitra istimewa? jawabannya menurut saya : belum tentu.
Karena apa? karena negeri ini butuh banyak sekali keputusan-keputusan yang tidak populer, dan pemulihan krisis yang sudah begitu mengakar ini sulit menunjukkan perubahan indah dalam waktu cepat, sekalipun tindakannya sudah cepat.
Jadi, menurut saya, siapapun kandidatnya, dalam 5 tahun kedepan akan terjadi pergolakan bahkan mungkin chaos. Tinggal masalahnya, chaos itu terjadi karena presiden disetir asing, presiden limbung, rakyat dirugikan. Atau chaos terjadi karena keputusan presiden yang tidak populer tetapi sesungguhnya keputusan itu untuk kepentingan rakyat.
Tulisan saya muter-muter, intinya saja. Biarkan SBY jadi, kalau memang benar semua yang berdengang-dengung, tentang neoliberalnya ekonomi beliau, tentang sekulernya agama beliau, tentang tipisnya nasionalisme beliau (bahkan Amerika disebut negara keduanya), tentang ke-jaga image-an beliau, tentang kecerdikan timses para bala kurawa beliau, maka kemenangan itu adalah bencana bagi SBY itu sendiri. Siap-siaplah menunggu kehancuran dengan citra buruk di akhir masa perpolitikan Anda.
Atau jika semua statement itu tidak benar, maka siap-siaplah berubah watak untuk tidak mudah tersinggung, tegas tidak mudah disetir orang-orang sekelilingnya, dan pangkas birokrasi mendekatlah pada rakyat bila ingin akhir masa perpolitikan Anda gemilang.
Soal JK? Sebagai capres memang smart, tetapi sebagai Presiden, bisa saja bukan hanya smart tapi juga brave! bisa juga kemungkinan lainnya. Lihat saja! 'Lanjutkan' tanpa JK tidak bisa, karena bunyinya hanya akan menjadi 'lanutkan'.
No comments:
Post a Comment