7/28/09

Jangan terburu-buru terlalu spesifik

Masak si, belum sukses sudah menspesifikkan diri. Maksudnya? Nggak boleh fokus begitu? Sebentar-sebentar, jangan rancu. Ada pengertian yang bertolak belakang antara spesifik dan fokus.

Begini, mari kita bincangkan satu-satu. Hm, kalau fokus artinya kita konsisten dengan satu hal, menuntaskannya hingga membuahkan sesuatu yang membuat 'mongkoging manah' atau terpuaskannya batin kita. Itulah fokus.

Lalu apa itu spesifik, spesifik itu belum-belum kita terjun, kita sudah pilih-pilih, kalau ini saya mau kalau itu enggak mau. Nah, masih bingung?

Fokus merupakan satu pilar konstruktif, karena unsur yang ada di dalamnya adalah ketekunan dan kegigihan yang membuat kita tidak mudah berpindah-pindah dari satu hal ke hal lainnya yang mengakibatkan kita mengulang lagi dari nol dan mengulang lagi dari nol hingga belum-belum berbuah sudah capek duluan.

Sementara spesifik adalah satu pilar destruktif, karena sikap spesifik menunjukkan ketidakrealistisannya kita dalam membaca keadaan. Karena sikap spesifik kita, maka bisa jadi kita tidak berbuat apa-apa hanya sekedar karena hal spesifik yang kita inginkan belum memungkinkan untuk dilaksanakan.

Karena itulah, salah satu pesan dalam Sesi Total Action adalah Jangan Terlalu Spesifik. Namun, lakukanlah apa yang memang memungkinkan untuk dilakukan saat ini. Nggak usah pilih-pilih dulu, seraya berkata, masak si saya nyebar surat, masak si ya menjajakan proposal, masak si saya menjemputi barang-barang, masak si saya menyebar brosur di perempatan, masak si saya begini begitu, remeh sekali...

Woi, kalau memang yang memungkinkan dilakukan hanya itu, ya terjunlah, dan fokuslah sampai betul-betul terbentuk polanya. Masak kinerja diri kita menurun justru gara-gara kita ikutan banyak pelatihan dan banyak membaca buku. Bukankah dulu tak sungkan menyisir ke lapangan, tak sungkan melipat-lipat publikasi, tak sungkan mengerjakan ini dan itu, bahkan tanpa disuruh. Kan kemunduran namanya...

No comments:

Post a Comment