7/28/09

Tentang Rizky (1)

Suatu ketika saya mendapati tulisan, tentang sebuah strategi konspirasi yang katanya sedang dilakukan oleh Rizky.

1. Status Quo

Ada yang sadar dan ada yang tidak, dengan berbagai dalih saat ini kekuasaan penuh ada di tangan Rizky. Banyak program-program dianulir dan program-program yang tidak terbahas sebelumnya justru malah diluncurkan mulus. Entah apa maksudnya.

Dalih yang paling kuat adalah bahwa kita masih dalam proses, tidak bisa ideal, sehingga perlu manuver ini dan itu. Atau dalih lainnya, kalau ada pihak yang dirugikan maka dikatakan ini hanya sementara, atau dikatakan ini adalah pengorbanan yang mulia. Begitu juga tidak dipedulikan walau ada yang menjalankan suatu hal dengan terpaksa, yang penting grand-designnya Rizky terwujud yang entah apa itu bentuknya, yang tidak pernah dia sampaikan.

2. Kapitalisme

Semua menggunakan satu panji yang sama Grup Semangat, sehingga apa bedanya dengan Bakrie Group dengan Kalla Group. Semua ini akan tumbuh kembang menjadi perusahaan multinasional yang mencaplok hak-hak berniaga pengusaha kecil disekelilingnya.

Semua lini digarap, sehingga dari hulu ke hilir tidak ada mata rantai bisnis yang disisakan untuk public, semua dalam satu cengkeraman, cengkeraman modal induk. Kapital inilah yang akan digunakan menjadi mesin duplikator melesatnya unit bisnis-unit bisnis berpanji "Semangat" dan nantinya akan menjadi raksasa modal yang tiada beda dengan kongsi dagang China, Arab maupun Barat yang sudah ada sekarang.

3. Keacuhan

Seolah-olah dibiarkan saja semua kebingungan menjalani harinya. Ada yang bingung mau mengerjakan apa, ada yang tidak mengerjakan apa-apa sama sekali. Padahal di sisi lain, semua sudah dijauhkan dari strata pendidikan akademis.

Keacuhan ini diperparah dengan status dirinya yang masih menjadi mahasiswa aktif suatu perguruan yang dia prediksikan Maret 2011 Wisuda. Nantinya kita bukan hanya dibiarkan memiliki ketergantungan yang kuat dengan Rizky, tetapi juga tidak akan mendapatkan gelar akademik dengan memuaskan bahkan mungkin ada yang tidak mendapatkan sama sekali.

Sikap acuh terhadap kinerja masing-masing personal ini menunjukkan betapa yang nomer satu baginya adalah kepentingan. Sementara soal etos kerja dan etos belajar soal semangat berikhtiar dan semangat menambah ilmu orang-orang disekelilingnya dia EGP banget.

4. Komunitas Kopong

Apa artinya membangun komunitas bisnis kalau satu dengan lainnya tidak bisa saling menolong. Secara modal, jelas masih sangat keterbatasan untuk bisa membantu dengan maksimal. Begitu juga dengan konsultansi bisnis, nyaris tidak ada.

Ada yang kebingungan mempertahankan bisnisnya, pun dibiarkan saja. Bahkan ada yang kelimpungan belum juga bisa memulai bisnisnya, juga dibiarkan saja.

Mungkin sangat gampang berdalih, kan ini sudah diberi kesempatan untuk tiap kali berkumpul semua saling sharing, bahkan frekuensi berkumpul ditingkatkan? Ternyata tidak banyak dampak dirasakan itu artinya dengan berkumpul dan sharing saja belumlah bisa mengcover kebutuhan masing-masing personal mengembangkan bisnisnya.

Selamat berpikir, otak menjadi usang kalau jarang dipakai untuk berpikir. Nuwun.

No comments:

Post a Comment